JAKARTA – Sedikitnya ada 50 ribu sambungan jaringan gas rumah tangga dan untuk pelanggan kecil akan dibangun secara mandiri oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) pada tahun ini yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi, Karawang, dan Cilegon.

Faris Aziz, Direktur Komersial PGN, mengatakan pembangunsn 50 ribu jargas ini merupakan proyek GasKita COCO (Corporate Owned, Corporate Operate) di mana infrastruktur pipanya menggunakan pipa milik PGN dan dioperasikan juga oleh PGN.

Selain menggunakan dana mandiri, PGN juga akan membangun jargas dengan skema kerja sama dengan badan usaha lain atau mitra sebanyak 220 ribu SR di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Karawang, dan Cilegon yang termasuk dalam Sales Operation Region (SOR II) PGN.

“Potensi pemanfaatan gas bumi masih luas di berbagai wilayah, sehingga hal ini mendorong Subholding Gas untuk pemanfaatan gas bumi secara massif dan terus-menerus di skala nasional,” kata Faris, Kamis (11/2).

Dia menuturkan seiring dengan perubahan perilaku pasar dan gaya hidup yang semakin modern, PGN berupaya untuk tetap relevan dengan menawarkan one-stop-service utility solution, yaitu paket berlangganan gas dengan tarif tetap (flat rate) setiap bulan.

“Dengan mengoptimalkan infrastruktur gas bumi yang sudah ada, PGN siap menjalan ekspansi pemanfaatan gas bumi untuk rumah tangga, salah satunya dengan produk GasKita. GasKita akan disalurkan langsung ke rumah-rumah pelanggan menggunakan pipa gas sehingga lebih modern, ringkas, selalu siap digunakan kapanpun dibutuhkan dan memiliki layanan tambahan yang bermanfaat bagi pelanggan,” ungkap Faris.

Faris mengklaim berbagai benefit dapat diperoleh dengan migrasi ke penggunaan gas melalui jaringan gas, antara lain kepastian penyediaan gas yang selalu tersedia karena disalurkan menggunakan pipa gas 24 jam tanpa putus. “Dengan kandungan gas metana berkualitas tinggi akan menghasilkan api biru karena pembakaran yang sempurna,” ujarnya.

Kemudian dari sisi pembayaran, pelanggan rumah tangga juga lebih mudah merencanakan keuangan keluarganya, karena tagihan gas bernilai tetap setiap bulannya dan mudah dibayarkan melalui berbagai e-wallet maupun channel payment di sekitar lokasi tempat tinggal.

Faris mengatakan jargas juga lebih aman, karena gas yang dialirkan memiliki kandungan metana 98% yang mudah terurai di udara apabila terjadi kebocoran dan dilengkapi oleh piranti keamanan berupa valve (keran) dan gas alarm system untuk mitigasi jika terjadi kebocoran gas.

Apabila terjadi kebocoran, gas bumi akan mengeluarkan aroma dan tidak akan menyebabkan ledakan. Kendala ataupun insiden lainnya yang terjadi terkait infrastruktur gas bumi, masyarakat dapat melaporkannya ke Contact Center PGN di nomor 1500 645 yang siap 24 jam melayani.

Keamanan bertambah dengan adanya layanan tambahan smart meter, di mana pemakaian gas akan termonitor dan tercatat otomatis secara real time, sehingga dapat memimalkan kontak fisik saat pandemi karena petugas tidak perlu datang ke rumah untuk melakukan mencatatan manual.

Dengan digitalisasi pelayanan PGN masyarakat dapat mengunjungi link http://bit.ly/RegistrasiGasKita untuk mendapatkan informasi tentang tata cara untuk menjadi pelanggan PGN.

Jargas ditetapkan sebagai salah satu proyek Strategis Nasional. Tahun 2020 telah diselesaikan pembangunan jargas dengan dana APBN 2020 sebanyak 127.864 SR di 23 kabupaten/ kota. Dengan pencapaian ini, kini telah ada lebih dari 422 ribu pelanggan aktif di sektor rumah tangga di 60 kota/ kabupaten di 17 provinsi.

Secara bertahap, PGN akan melanjutkan penugasan dari Kementerian ESDM untuk melaksanakan pengembangan jargas dengan dana APBN, KPBU, kemitraan dan investasi mandiri. Pembangunan jargas di tahun 2021 akan dijalankan secara massif dalam rangka mengurangi subsidi energi impor dan mendukung target Holding Migas PT Pertamina (Persero) untuk mencapai 500 ribu SR di 24 kota dimana 130 ribu SR diantaranya akan menggunakan dana APBN dan sisanya sebanyak 369 ribu menggunakan skema kerja sama dan investasi mandiri.(RI)