JAKARTA – PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menyatakan jumlah efisiensi dari produksi panas bumi dalam setahun bisa mencapai US$657,8 juta.

Ali Mundakir, Direktur Utama PGE, mengatakan sampai saat ini total kapasitas terpasang panas bumi milik PGE mencapai 672 megawatt (MW).

“Per tahun. Paling tidak, 672 MW itu jadi US$657,8 juta yang kita hemat. Karena sebagian pembangkit listrik itu kan diesel oil, nah itu yang bisa digantikan dengan panas bumi,” kata Ali ditemui disela perayaan ulang tahun PGE di Jakarta, Kamis (12/12).

PGE saat ini mengelola 14 Wilayah Kerja dan mempunyai kapasitas terpasang sebesar 672 MW yang dioperasikan sendiri dan 1.205 MW melalui Joint Operation Contrac (JOC). Total kapasitas terpasang di seluruh Wilayah Kerja PGE berkontribusi sebesar 94% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia sebesar 2.047 MW. Jika dikalkulasikan secara keseluruhan maka panas bumi telah menghemat devisa mencapai US$2 miliar.

“Total potensi penurunan emisi dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia 2.047 MW adalah lebih dari 10 juta ton CO2 per tahun, dimana sekitar 94%-nya berasal dari wilayah kerja PGE,” ungkap Ali.

Sebagai garda terdepan pengembangan panas bumi di Indonesia, PGE mentargetkan total kapasitas terpasang di own operation mencapai 1.112 MW pada 2026 dengan komitmen total investasi sebesar US$2,68 miliar.

PGE ke depan juga akan melakukan strategi transformasi bisnis. Perusahaan yang sudah 13 tahun berdiri ini tidak akan terpaku pada bisnis uap dan listrik tapi juga akan kembangkan potensi bisnis di sektor  mineral.

“Kita mengobor sumur jangan hanya yang dekat-dekat sumber volkanik magmatik, ke depan bisa saja mengebor tapi bukan uap atau listrik, tapi fluida berharga magmatik vulkanik, boron, garam, yang memiliki nilai lebih” kata Ali.

Menurut Ali, untuk mengejar target kapasitas terpasang, ke depan PGE akan mengoptimalkan inovasi digital.

“Perubahan menjadi serba digital sudah kami lakukan empat tahun belakangan. Proses digital juga dilakukan oleh internal PGE serta inovasi dari pekerja membuat kinerja kami lebih efisien,” ujar Ali.

Ali mengatakan ada inovasi digital yang sudah diterapkan oleh PGE adalah SAMS, yaitu aplikasi Seamless Asset Management System untuk membuat kinerja dan monitoring terlaporkan secara langsung melalui aplikasi yang paperless.

SAMS merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mengonversikan seluruh aktivitas administrasi manual dalam pelaksanaan Asset Integrity Management Practices ke dalam aktivitas digital. Sistem ini bukan merupakan suatu program yang berdiri sendiri, melainkan tetap mendasarkan pada MySAP Module PM sebagai basis data.

Aplikasi SAMS adalah mobile application pertama yang terintegrasi dengan MySAP di Pertamina. Aplikasi ini merupakan hasil kerja sama dari Fungsi Operation & Engineering, Area Operasi, serta Geomatic & ICT PGE maupun dari Tim CICT PT Pertamina (Persero).

Melalui penerapan aplikasi SAMS, seluruh rangkaian pelaporan pemeliharan aset perusahaan dapat didigitalisasi dan dapat langsung dikerjakan menggunakan smartphone dilokasi pemeliharaan. Dengan demikian proses pemeliharaan aset perusahaan dapat berjalan lebih cepat dan ringkas.

“PGE akan terus mendorong inovasi dari pekerja, sehingga melalui transformasi digital ini diharapkan mampu membuat kerja lebih efektif dan efisien,” kata Ali.(RI)