SURABAYA  –  Proyek Lapangan Gas Unitisasi Jambaran-Tiung Biru dikembangkan oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) yang merupakan bagian dari Regional Indonesia Timur, anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream Pertamina telah rampung dan diresmikan oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Hadir dalam peresmian JTB antara lain Menteri ESDM, Arifin Tasrif, Kepala SKK Migas, Dwi Sutjipto, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Wiko Migantoro, dan Direktur Utama PEPC, Endro Hartanto.

Kapasitas produksi JTB sebesar 192 juta kaki kubik per hari (MMscfd) untuk memasok kebutuhan pembangkit listrik, industri, dan pabrik pupuk di wilayah Jawa Timur serta Jawa Tengah juga memenuhi kebutuhan rumah tangga di Lamongan melalui program jaringan gas (jargas). Alokasi gas JTB untuk PLN sebesar 100 MMscfd, 70 MMscfd untuk pelanggan eksisting PGN, kemudian 0,2 MMscfd untuk jargas kota Lamongan serta sisa  gasnya sedang dicarikan pembeli yang tepat dan rencananya diperuntukkan untuk potensial pembeli dari golongan industri yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Wiko Migantoro, Direktur Utama PHE, mengungkapkan saat ini JTB sudah berproduksi namun memang masih dalam proses ramp up. Ditargetkan tahun ini proyek JTB sudah berproduksi secara maksimal (Full Scale). Untuk bisa full scale maka harus ada kepastian pembeli sisa gas yang mampu diproduksikan lapangan JTB.

“Kita targetkan tahun ini, full scale (terjual semua gasnya). Harus berbarengan sisa 18 MMscfd juga, jadi full scale,” kata Wiko ditemui setelah acara peresmian di Surabaya, Rabu (8/2).

Direktur PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, menjelaskan bahwa pemanfaatan gas JTB sebagai energi bersih sejalan dengan kebijakan kemandirian energi tiap wilayah yang akan berkontribusi positif pada kemandirian energi nasional.

“Seluruh pasokan gas dari JTB yang bersumber dari Jawa Timur diberikan untuk masyarakat Jawa Timur sehingga kemandirian energi dari sektor gas ini akan terwujud untuk Jawa Timur,” ujar Nicke.

Lebih lanjut Nicke menyampaikan bahwa Pertamina akan mereplikasi hal ini di wilayah lainnya di Indonesia, “Tentu kita berharap tidak hanya berhenti di JTB, karena tujuan Indonesia yang akan diwujudkan oleh Pertamina adalah kemandirian energi nasional. Kita mulai dengan kemandirian energi per wilayah berdasarkan sumber daya energi yang ada di wilayah tersebut,” jelas Nicke.

Sementara itu, Ma’ruf Amin, Wakil Presiden Republik Indonesia, menyatakan bahwa pemanfaatan gas bumi sebagai energi fosil paling bersih kian meningkat, “Ini menunjukkan peran vital gas bumi, mulai dari pemenuhan kebutuhan energi Nasional maupun dalam kebijakan bauran energi Indonesia,” ungkap Ma’ruf.

Oleh karena itu pemerintah terus mendorong pemanfaatan teknologi bersih dengan menstimulasi industri dalam negeri, seperti pengembangan lapangan unitisasi JTB yang diresmikan hari ini.

“Kedepannya akan memasok kebutuhan gas yang cukup besar di pulau Jawa. Pemenuhan kebutuhan gas ini diharapkan memacu geliat dunia usaha, meningkatkan perekonomian masyarakat di tingkat regional sekaligus  Nasional,” jelas Ma’ruf.

JTB diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat akan bahan bakar gas sebagai salah satu energi transisi yang ramah lingkungan yang menjadi kontributor penurunan emisi. Hal ini untuk memperkuat posisi PHE sebagai perusahaan yang mengedepankan prinsip-prinsip ESG di setiap proses bisnis perusahaan,” terang Wiko.

Berbagai macam strategi untuk mendukung upaya peningkatan produksi migas dilakukan melalui kegiatan eksplorasi yang masif dan agresif serta sejalan dengan road map green strategy seperti dekarboninasi serta pemanfaatan gas sebagai energi transisi. Diharapkan JTB bisa mendukung target produksi nasional minyak 1 juta BOPD dan gas 12 BSCFD pada tahun 2030.

PEPC juga sukses menjaga aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) selama pengerjaan proyek JTB. Hal ini dibuktikan dengan total jam kerja selamat hingga Januari 2023 sebanyak 61.552.917 dan zero recordable incident

Keberadaan Lapangan JTB memberikan dampak multiplier effect bagi masyarakat dan memberikan nilai tambah bagi perekonomian pembangunan daerah. Selain itu JTB juga berkomitmen membantu pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap energi serta pemanfaatan bahan bakar gas sebagai salah satu energi transisi yang ramah lingkungan kepada konsumen sebagai komitmen terhadap penurunan emisi.