JAKARTA – PT Pertamina (Persero) akan melipatgandakan belanja modal pada 2020, bahkan hampir dua kali lipat dibanding target yang dipatok pada tahun ini. Sebagian besar belanja modal (capital expenditure/capex) dialokasikan untuk sektor hulu.

Pahala N Mansury, Direktur Keuangan Pertamina, mengatakan belanja modal 2020 diproyeksikan mencapai US$8 miliar. “Dari sisi capex kami anggarkan US$8 miliar, kemungkinan alokasi ke upstream (hulu) setengahnya,” kata Pahala di Kantor Pusat Pertamina Jakarta, Kamis (29/8).

Pertamina rencananya juga akan kembali giat melakukan ekspansi ke luar negeri.  Ekspansi menjadi salah satu program utama perusahaan tahun depan. “Berapa yang dialokasikan untuk akuisisi atau pengembangan bisnis di luar Indonesia, belum ditentukan,” ujarnya.

Pertamina rencananya akan mendapatkan bantuan suntikan dana dari pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) khusus melakukan ekspansi sebesar Rp1 triliun.

Menurut Pahala, pembahasan lebih lanjut akan dilakukan dengan pemerintah perihal penggunaan dana bantuan tersebut. “Struktur dan bagaimana anggaran yang nanti akan digunakan akuisisi wilayah kerja di luar masih akan dibicarakan dengan pemerintah,” katanya.

Ekspansi Afrika

Dharmawan H Samsu, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan ekspansi Pertamina tahun depan akan berfokus pada aset atau blok eksisting yang saat ini sudah dikelola. Beberapa yang menjadi prioritas misalnya seperti ekspansi di Aljazair, Irak serta aset di benua Afrika lainnya.

“Aljazair, kami mau ekspansi, lalu Irak akan coba meningkatkan Participating Interest (PI). Kami ada opportunity baru di Afrika,” kata Dharmawan.

Ekspansi di Afrika dilakukan melalui Maurel&Prom (M&P), bagian dari PT Pertamina Internasional EP (PIEP) yang beroperasi di beberapa negara di sana. Saat ini sedang dilakukan pengeboran untuk memastikan jumlah cadangan sebelum diproduksikan. “Kami lagi melakukan appraisal untuk memastikan besar cadangan dan target produksinya,” kata Dharmawan.(RI)