PABELOKAN – Satu lagi wilayah kerja minyak dan gas habis kontrak (terminasi),  Southeast Sumatra atau SES resmi dikelola PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mulai Kamis (6/9). PHE melalui PHE Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) menjadi operator baru di Southeast Sumatra menggantikan CNOOC SES Ltd.

Dharmawam Samsu, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan WK SES merupakan blok migas strategis dalam rangka mencapai ketahanan energi, terlebih dengan produksi yang besar, baik minyak maupun gas.

Hingga Agustus 2018, produksi minyak SES sebesar 29.941 barel per hari (bph) dan 83,99 juta standard kaki kubik per hari (MMSCFD) gas yang  berasal dari 31 lapangan.

“WK SES memiliki nilai strategis dalam industri migas di tanah air dalam mendukung pencapaian target produksi nasional untuk mencapai ketahanan energi nasional,” ungkap Dharmawan saat serah terima alih kelola di Pulau Pabelokan, Kepulauan Seribu, Jakarta, Kamis.

Hasil produksi gas lapangan SES digunakan pembangkit listrik milik PT PLN (Persero) di Cilegon. Untuk minyak, produksi SES sebelum alih kelola diekspor seluruhnya. Setelah alih kelola oleh PHE OSES, seluruh produksi minyak akan diproses sepenuhnya di kilang-kilang Pertamina untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dalam negeri.

Menurut Dharmawan, potensi SES masih besar. Dari data terakhir, potensi cadangan terbukti di SES untuk minyak mencapai 57 juta barel dan potensi gas sebesar 151 BCF. Hanya saja untuk bisa memproduksi potensi tersebut dibutuhkan usaha ekstra lantaran tersebar di berbagai titik.

“Cukup besar (potensi) memang, hanya saja  sudah tersebar, sehingga dibutuhkan kejelian bagaimana caranya supaya bisa disinergikan agar  efisien. Keuletan untuk bisa memetakan bagaimana potensi ini bisa dikembangkan,” ungkap dia.

Menurut Amien Sunaryadi, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan  Usaha Hulu Migas (SKK Migas), wilayah SES merupakan salah satu pioneer dalam kontrak bagi hasil (PSC) lepas pantai di Indonesia. Kontrak bagi hasil WK SES ditandatangani pertama kali pada 6 September 1968 sehingga kini telah berusia 50 tahun. Selama beroperasi, WK SES pernah mengalami masa puncak produksi pada Juli 1991 dengan produksi harian sebesar 244.340 bph.

Pada 20 April 2018, Pertamina mendapatkan  penugasan pemerintah untuk mengelola delapan WK yang habis masa kontraknya di 2018.

“Dengan sistem kontrak kerja sama gross split, PHE OSES diharapkan dapat berproduksi dengan lebih efektif dan efisien. Komitmen pasti tiga tahun WK SES sebesar US$130 juta, baik untuk kegiatan eksploitasi maupun eksplorasi diharapkan dapat menambah cadangan terbukti juga meningkatkan produksi,” ungkap Amien.

Huddie Dewanto, Pelaksana Tugas Harian Direktur Utama PHE, mengatakan salah satu tantangan utama mengelola WK SES adalah kondisi ratusan sumur yang sudah tua dan pasti membutuhkan treatment khusus.

Komitmen kerja pasti yang sudah disepakati PHE dengan SKK Migas pun diperuntukan untuk menemukan cadangan guna menahan laju penurunan produksi yang lazim terjadi di lapangan-lapangan migas yang sudah mature.

“Tantangan bagi kami adalah bagaimana mengoperasikan lapangan ini secara efisien tanpa mengesampingkan aspek HSSE dan operational excellence. Serta mencari terobosan-terobosan baru untuk meningkatkan produksi,” kata Huddie.

PHE OSES telah menyiapkan sejumlah rencana kerja untuk menahan laju penurunan alamiah di lapangan SES melalui komitmen tiga tahun, diantaranya adalah studi geology, geophysics, reservoir and production (GGRP), studi enhanced oil recovery (EOR), seismik, workover dan well services, field reactivation, pemboran infill, serta perawatan, inspeksi dan sertifikasi kehandalan fasilitas.

Sekitar 400 sumur yang ada di SES sampai sekarang mengandalkan Electric Submersible Pump (ESP).

Selain itu, sebagai bagian dari penandatanganan PSC gross split, kontraktor mendapatkan bagian split sebesar 68,5% untuk produksi minyak dan 73,5% untuk produksi gas bumi. Bagian split tersebut telah memperhitungkan base dan variable split berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 52 tahun 2017.

“Dengan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki Pertamina, kami yakin mampu mengoperasikan WK SES,” tandas Huddie.(RI)