JAKARTA– PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di bawah supervisi dan koordinasi SKK Migas yang juga cucu usaha PT Pertamina (Persero), terus mengoptmalkan pembersihan gumpalan minyak mentah yang bercampur dengan pasir di bibir pantai wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Fajriyah Usman, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), mengatakan hingga saat ini tim Pertamina dibantu instansi terkait bersama masyarakat melakukan pembersihan gumpalan minyak mentah di bibir pantai wilayah Karawang. Gumpalan minyak mentah bercampur pasir yang berada di bibir pantai utara Karawang secara manual dimasukkan ke dalam karung.

“Karung berisi gumpalan pasir bercampur minyak itu akan dimusnahkan di salah satu perusahaan pengolahan limbah di Bogor,’ ujar Fajriyah, Selasa (23/7).

Menurut Fajriyah, Pertamina hingga kini terus berupaya maksimal dalam menangani peristiwa kebocoran minyak mentah ke air laut wilayah perairan Karawang.

Pertamina sebelumnya mengirimkan tim tanggap darurat, pengerahan tim penanggulangan dilanjutkan dengan pengerahan tujuh tim ahli yang berasal dari berbagai sektor. Tim tersebut dilengkapi lebih dari 20 kapal dan berbagai peralatan yang mendukung seperti oil boom dan puluhan drum dispersant.

“Dalam menangani peristiwa ini kami telah melibatkan Boot & Coots, perusahaan asal US yang telah memiliki “proven experience” dalam menyelesaikan peristiwa di Gulf Mecixo. Untuk penanganan risiko pencemaran lingkungan, kami telah memobilisasi 27 kapal dan 12 set Oil Boom,” ujarnya.

Selain itu, tambah Fajriyah, dilakukan penjagaan agar tidak ada aktivitas nelayan di sekitar lokasi kejadian. Hal itu dilakukan dengan melibatkan TNI AL, Satpolairud, dan Pokwasmas yang melakukan patroli.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada 12 Juli 2019 terjadi “well kick” pada sumur (re-aktivasi) YYA-1 yang menyebabkan munculnya gelembung di sekitar YYA Platform PHE ONWJ, sekitar 2 km dari lepas pantai Utara Jawa.

Akibat kejadian itu, air laut di perairan utara Karawang terkontaminasi minyak mentah. Bibir pantai wilayah utara Karawang menjadi hitam karena muncul gumpalan pasir yang bercampur dengan minyak mentah.

Sangat Sigap

Fahmy Radhi, pengamat migas dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menilai, Pertamina sangat sigap dalam menangani insiden gelembung gas di sumur YYA-1 area PHE ONWJ. Upaya yang dilakukan juga sesuai dengan prosedur industri migas sehingga membuat Pertamina dinilai setara dengan perusahaan migas kelas dunia dalam menangani insiden.

“Ini membuktikan bahwa dalam menangani peristiwa yang menimpa sumber produksinya, Pertamina bisa menyejajarkan diri dengan perusahaan migas dunia,” katanya

Upaya Pertamina dalam menangani gelembung gas di sekitar Sumur YYA-1 Blok ONWJ dinilai sudah sangat bagus dan spontan menutup sumur tersebut. Bahkan, karena kesigapan itu pula, Pertamina bisa menghindarkan terjadinya korban jiwa.

M Kholid Syeirazi, Direktur Eksekutif Center for Energy Policy, juga mengapresiasi kesigapan Pertamina dan instansi lainnya dalam menangani tumpahan minyak di laut Karawan. Seluruh upaya yang dilakukan Pertamina, dinilai telah sesuai dengan standar industri migas, termasuk di antaranya, ketika dengan waktu cepat BUMN itu sudah mengaktifkan Incident Management Team (IMT) guna menanggulangi dampak yang lebih luas. (RA)