PONTIANAK – PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VI mulai mengoptimalkan pemanfaatan ‘Jobber’ atau depot mini BBM di Sanggau yang akan berperan penting dalam upaya menjaga pasokan BBM di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.

Saat ini, kebutuhan BBM di Wilayah Kalimantan Barat bagian Timur dipasok dari TBBM (Terminal BBM) Sintang, yang mendapatkan pasokan dari TBBM Pontianak yang memiliki jarak relatif jauh dari titik konsumen. Dengan pola pasok tersebut, Pertamina kerap mengalami kendala, terlebih ketika terjadi pendangkalan Sungai Melawi yang dapat mencapai 6 bulan.

Ahmad Bambang, Direktur Pemasaran Pertamina, mengatakan selama ini, penyaluran untuk Sanggau dan Landak diperoleh dari TBBM Sintang yang dibantu TBBM Pontianak dan Floating Storage di Sanggau dengan memanfaatkan alur Sungai Melawi di kala pasang.  

“Ada 17 SPBU dan 5 PLTD yang menggantungkan pasokan BBM dari fasilitas tersebut. Padahal, jarak tempuh perjalanan darat dari TBBM Pontianak ke wilayah tersebut bisa mencapai ±220 KM, sedangkan dari TBBM Sintang mencapai ±90KM,” jelas Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang ketika meresmikan pengoperasian Jobber di Sanggau, Senin.

Ahmad Bambang mengatakan ‘Jobber’ atau depot mini dapat memberikan jaminan pemenuhan kebutuhan BBM di wilayah perbatasan, utamanya di Kabupaten Sanggau, Sekadau, dan Landak. Selain jaminan pasokan, Jobber diyakini dapat memberikan potensi efisiensi biaya angkut BBM sebesar Rp15 miliar dalam setahun.

‘Jobber’ atau depot mini BBM Sanggau yang berlokasi di tepi Sungai Melawi, Desa Sei Batu, Kecamatan Sanggau Kapuas. Jobber Sanggau di bangun oleh pihak ketiga (swasta) PT Cakra Buanamas Utama. Fasilitas tersebut memiliki sarana fasilitas (Sarfas) berupa floating jetty, 2 tanki Premium berkapasitas 2.000 KL, 3 tanki Solar berkapasitas 6.000 KL dan 1 tanki Pertamax berkapasitas 1.500 KL, 6 pompa produk, dan filling shed. 

“Dengan kapasitas Jobber ini ketahanan stok BBM untuk ke Kabupaten Sanggau, Sekadau dan Landak dapat lebih terjaga dan distribusi BBM dapat disalurkan sekitar 16.000 KL/bulan. Bagi pemerintah daerah, Jobber ini diyakini dapat meningkatkan pendapatan daerah,” tutur dia.

Ahmad Bambang menambahkan, untuk memaksimalkan kinerja Jobber Sanggau, kondisi akses jalan dan jembatan yang layak sangat diperlukan. Kondisi saat ini jalan akses masih belum layak dan licin jika dalam kondisi hujan, serta beberapa akses jembatan menuju Jobber dalam kondisi unsafe, sehingga butuh peran serta pemerintah daerah dalam pembangunan infrastrukturnya.(LH)