SURABAYA – PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban bagian dari PT Pertamina (Persero) mulai memproduksi Orthoxylene yang merupakan produk derivarif petrokimia yang memiliki prospek keuntungan dan keberlanjutan yang cukup menjanjikan. Produk orthoxylene merupakan produk sampingan dari unit 211 fractionati tanpa mengurangi produk Paraxylene dan memiliki valuable sama dan sustainable produk dengan demand 30000-40000 mton/ tahun pada tahap 1.

Didik Bahagia, Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional, manyatakan perluasan improvement dalam segi produksi tanpa meninggalkan quality memberikan dorongan kuat bagi margin dan eksistensi PT KPI dalam industri pertrokimia tersebut sesuai dengan visi misi perusahaan.

“Ini adalah wujud komitmen PT Kilang Pertamina Internasional dan PT Pertamina Patra Niaga sebagai bagian dari entitas Bisnis Pertamina untuk mensupport program pemerintah dalam mendukung program pengembangan industri dalam negeri dan mengurangi impor”, kata Didik, Senin (26/6).

Pertamina memegang peran krusial dalam perkembangan industri petrokimia hilir di domestik, didukung kilang pengolahan minyak bumi yang sangat kuat. Selain itu, sebagai sosok sentral dalam penghasil bahan baku industri petrokimia, Pertamina dapat menjadi lokomotif ekonomi nasional yang memberikan dampak besar dalam perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, tambah Didik, menjadi pemain global dalam bersaing menghadapi tantangan bisnis saat ini, strategi yang adaptif sangatlah diperlukan.

“Diantaranya adalah kemampuan dalam memproduksi berbagai valuable products seperti halnya Orthoxylene, Smooth Fluid, Brizone, BTX, Propylene dan sebagainya”, ujar Didik.

Dia menilai, melalui berbagai inisiatif yang dilakukan tersebut akan meningkatkan fleksibilitas perusahaan ke depan dalam memilih dan memproduksi valuable products yang dapat memberikan nilai terbaik bagi perusahaan pada periode tertentu. “Kelincahan inilah yang diharapkan perusahaan agar terus survive menghadapi uncertainty business saat ini” tutupnya.

Hal senada disampaikan Direktur Jendral Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian, Ignatius Warsito. Kata Warsito produksi Orthoxylene domestik ini akan mengurangi ketergantungan bahan baku impor, membantu neraca perdagangan Indonesia sekaligus mengamankan rantai pohon industri petrokimia.

“Untuk itu saya ingin mengucapkan apresiasi sebesar-besarnya kepada PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang telah berhasil menjawab permasalahan pasokan bahan baku industri petrokimia domestik dengan mengaktifkan kembali produksi Orthoxylene nasional”, ujarnya. (RI)