JAKARTA – Pertamina EP (PEP) Tanjung Field berhasil meraih penghargaan kategori Silver Award pada ajang CSR dan Pembangunan Desa Berkelanjutan (PDB) Awards 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, Kamis (23/6).
Dalam acara ini, PEP Tanjung Field membawa pulang penghargaan Silver Award untuk kategori CSR yang diberikan kepada Program Pusat Pemberdayaan Perikanan Desa Inovatif (PERISAKTI) yang telah dijalankan sejak 2019. Penghargaan tersebut diserahkan secara langsung oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar kepada Manager Field Tanjung Sigid Setiawan.

Acara CSR & PDB Awards 2022 merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dengan Indonesian Social Sustainability Forum (ISSF). Penghargaan tersebut diberikan kepada Perusahaan atau Individual yang berhasil dalam membina dan memberdayakan BUMDesa. Ada 3 kategori yang diberikan dalam ajang ini yaitu Gold, Silver, dan Bronze.

Sigid Setiawan menyampaikan bahwa penghargaan ini menjadi wujud nyata komitmen perusahaan untuk menjalankan pemberdayaan masyarakat yang inovatif dan berkelanjutan.
“Kami berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam menjalankan program-program CSR perusahaan sehingga mampu menciptakan manfaat dan nilai yang dinikmati bersama (creating shared value). Dalam program ini, kami melibatkan pemerintah Desa Kapar, Pemerintah Kecamatan Murung Pudak, Dinas Perikanan, hingga perusahaan lain untuk berkolaborasi menjalankan program,”ujar Sigid.

Menurut Sigid, program PERISAKTI yang dilakukan di Desa Kapar, Kecamatan Murung Pudak, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam budidaya ikan dengan mengajak masyarakat untuk mencoba inovasi baru sistem budidaya ikan, yaitu sistem bioflok. Inovasi ini menerapkan rekayasa lingkungan dengan mengandalkan oksigen dan pemanfaatan mikroorganisme yang mengubah senyawa organik dan anorganik menjadi massa lumpur kaya nutrisi. Massa lumpur ini disebut dengan ‘flok’ yang mampu memperbaiki kualitas air dan menjadi nutrisi alami bagi ikan.

“Sistem bioflok ini dinilai lebih efektif dan efisien dari segi biaya, dan waktu budidaya. Modal awal budidaya ikan dengan kolam tanah konvensional sebesar Rp 12.000.000 sedangkan dengan sistem bioflok jauh lebih terjangkau hanya membutuhkan Rp 6000.000. Ikan hasil budidaya sistem bioflok bisa dipanen setelah 3 bulan tebar benih, sebulan lebih cepat dibandingkan kolam tanah konvensional. Rasa ikan hasil panen pun lebih gurih dan tidak berbau tanah,” ujar Sigid.

PT Pertamina EP (PEP) Tanjung Field merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina Regional 3 yang dinakhodai oleh PHI. Dalam menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance), PEP Tanjung Field bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang inovatif di bidang Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Infrastruktur dan Tanggap Bencana guna mendukung pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan dan pencapaian Sustainability Development Goals (SDGs). PHI berkantor pusat di Jakarta.(RA)