JAKARTA– PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi nasional sekaligus kontraktor kontrak kerja sama di bawah supervisi dan koordinasi SKK Migas, menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun depan sebesar US$ 700 juta atau sekitar Rp 9,45 triliun (kurs Rp 13.500 per dolar AS). Proyeksi capex itu naik dibandingkan proyeksi tahun ini sebesar US$ 636 juta.

“Kami berharap tahun depan kami bisa lebih agresif untuk meningkatkan cadangan maupun produksi,” ujar Nanang Abdul Manaf, Direktur Utama Pertamina EP di Kuala Simpang, Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam, Rabu (25/10).

Tahun depan, Pertamina EP menargetkan produksi minyak perusahaan naik sekitar 5.000 barel per hari dari rata-rata 78.000 barel per hari (bph) menjadi 83.000 bph pada tahun depan. Untuk mencapai target tersebut, Pertamina EP tengah mengerjakan beberapa sumur baru di sejumlah lapangan yang dikelola perusahaan. Manajemen Pertamina EP juga akan mengajukan rencana pengembangan atau plan of development (PoD) baru dan menambah sekitar 10 rig untuk pemboran sumur di beberapa wilayah kerjanya.

Nanang mengakui, saat ini harga minyak dunia di sekitar US$ 50 per barel belum setinggi yang diharapkan oleh perusahaan-perusahaan migas. Dengan harga minyak di level tersebut, Pertamina EP dituntut sangat efisien dalam kegiatan operasi. Biaya produksi rata-rata lapangan minyak Pertamina EP sebesar US$ 22 per barel.

“Andai saja harga minyak thaun depan bisa naik ke level US$ 70 per barel misalnya, kami bisa leluasa untuk melaksanakan kegiatan eksplorasi dan mencari cadangan-cadangan baru,” katanya.

Produksi Gas
Nanang juga menyebutkan bahwa saat ini rata-rata produksi Pertamina EP sebesar 780 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Bahkan, dibandingkan produksi minyak, saat ini justru gas yang terus meningkat. Selain ke PT PLN (Persero) untuk pembangkit listrik, Pertamina EP juga menjual gas produksinya ke industri untuk pupuk, petrokimia, dan keperluan lainnya.

“Pendapatan Pertamina EP saat ini 2/3 adalah dari gas. Jadi bisa dibilang saat ini kami adalah perusahaan produsen gas,” ujarnya.

Pertamina EP mengelola wilayah kerja kurang lebih seluas 113,629.82 km2 . Untuk pengelolaan wilayah kerja, Pertamina EP menerapkan pola pengoperasian sendiri dan beberapa kerja sama kemitraan yakni empat proyek pengembangan migas, tujuh area unitisasi dan 52 area kontrak kerja sama kemitraan terdiri dari 27 kontrak Technical Assistant Contract (TAC), 25 melalui skema kontrak Kerja Sama Operasi. (DR)