JAKARTA – PT Pertamina (Persero) diminta mengkaji kemungkinan untuk mengakuisisi kilang minyak di luar negeri dibanding memaksakan mengembangkan kilang melalui proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) yang progress-nya tidak kunjung mengalami kemajuan.

Maman Abdurrahman, Anggota Komisi VII DPR RI menilai membeli atau mengakuisisi kilang di luar negeri jauh lebih efektif dan efisien dibanding Pertamina harus repot mengurusi pembangunan RDMP yang tidak kunjung usai. Selain itu, Pertamina juga akan terhindar dari berbagai risiko hukum yang siap menjerat jajaran manajemen dalam investasi kilang ini.

“Kenapa kita tidak beli kilang di luar negeri? Ini kan masalah dignity masalah pride. Saya selalu bilang kita punya harga diri kalau bisa makan, bisa kasih makan anak cucu. Kalau bangsa ini sejahtera itu baru kita punya harga diri,” kata Maman di Jakarta, Selasa (9/2).

Maman mempertanyakan perbedaan membangun kilang di Indonesia dan di luar negeri yang minyaknya juga didatangkan dari luar negeri. “Enggak perlu bapak ribut-ribut kaya begini. Ini belum lagi pantauan KPK, isu ada praktik korupsi di dalam pembangaun RDMP, macam-macam laporan ke saya,” ujar Maman.

Menurut Maman, dengan keuangan saat ini Pertamina diyakini masih bisa mengakuisisi kilang di luar negeri apalagi nilai kilang mengalami depresiasi kalau sudah berumur 10 tahun. Maman menyarankan agar segera dibentuk tim khusus untuk mencari kemungkinan adanya kilang yang bisa diakuisisi.

Pertamina kata dia cukup mengembangkan dua kilang yang sedang berlangsung sekarang yakni kilang Balikpapan dan Balongan.

“Kita baru terealisasi dua. Itu pun yang satunya yang Balongan masih 10%. Orangnya kan melihatnya dari angka-angka itu saja by data. Saya mendorong Pertamina untuk membuat terobosan yang baru. Kalau memang kita turunkan itu tim bisnis development kita pergi ke luar negeri, keliling saja, siapkan tim, beli, selesai punya kita itu kilang,” kata Maman.

Pertamina saat ini tengah mengerjakan beberapa proyek kilang pengembangan dan satu kilang baru. Proyek pengembangan atau RDMP diantaranya kilang Balikpapan, Balongan, Cilacap, Dumai serta Plaju. Sementara kilang baru yakni kilang Tuban bekerja sama dengan Rosneft. Namun hingga kini yang sudah memasuki pengerjaa fisik baru kilang Balikpapan serta Balongan padahal perseroan menargetkan seluruh proyek kilang bisa rampung paling telat pada 2027.(RI)