JAKARTA– PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS), emiten jasa penunjang minyak dan gas (migas), masih mengandalkan dua perlanggan sebagai penopang pendapatan usaha perseroan, yaitu PT Pertamina Hulu Mahakam dan Santos (Madura Offshore) Pty Ltd. Hingga akhir September 2019, Pertamina Hulu Mahakam (anak usaha PT Pertamina Hulu Indonesia) memberikan kontrak bagi Radiant sebesar Rp250,2 miliar dan Santos Rp156,33 miliar.

Laporan keuangan perseroan memperlihatkan, selain dua perusahaan tersebut, pelanggan lain Radiant adalah PT ENI Muara Bakau BV sebesar Rp78,53 miliar, Schlumberger Group Rp72,48 miliar, dan PT Chevron Paific Indonesia sebesar Rp59,43 miliar.

Segmen jasa pendukung operasi selama ini menjadi penopang utama pendapatan Radiant. Hingga akhir kuartal III 2019, lini bisnis ini menyumbang pendapatan sebesar Rp740,42 miliar dari total pendapatan perusahaan sebesar Rp 1,12 triliun.

Hingga akhir September 2019, Radiant membukukan pendapatan Rp 1,12 triliun, naik dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp953 miliar. Laba bersih juga naik dari Rp18,40 miliar menjadi Rp21,33 miliar.

Penopang utama pendapatan perusahaan berasal dari jasa pendukung operasi sebesar Rp740,43 miliar. Selain itu, kontribusi pendapatan juga datang dari jasa agensi dan kegiatan epas pantai sebesar Rp220,71 miliar, jasa inspeksi Rp134,72 miliar, dan lainlain Rp29,04 miliar.

Sofwan Farisyi, Direktur Utama Radiant Utama, mengatakan hingga kuartal III 2019, Radiant telah memperoleh kontrak baru berjumlah Rp 3,98 triliun. Sebanyak 60% di antaranya merupakan kontrak untuk segmen bisnis jasa pendukung operasi. Sebanyak 30% kontrak baru perusahaan berasal dari segmen bisnis jasa agensi dan kegiatan lepas pantai (offshore support). “Sisa 10% kontrak baru perusahaan berasal dari segmen bisnis lainnya seperti jasa inspeksi (inspection),” katanya.

Capaian kontrak baru perusahaan melampaui perkiraan awal, yaitu di kisaran Rp 3,5 triliun. Kendati demikian, pada 2020 Radiant justru membidik kontrak baru paling tidak di kisaran Rp 2 triliun di tahun depan, lebih rendah dari capaian hingga September 2019. (RA)