JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR), salah satu pemain mobilitas kendaraan listrik (EV) komersial dan publik, dan anak perusahaan Grup Bakrie merintis solusi mobilitas berkelanjutan untuk transportasi umum di Indonesia.

Kemitraan diresmikan melalui Letter of Interest kepada US International Development Finance Corporation (US DFC)

Dengan populasi bus yang berjumlah lebih dari 260.000, Indonesia menghadirkan peluang besar bagi penetrasi bus kendaraan listrik. Kemitraan ini memperkenalkan model e-MaaS (electric Mobility as a Service) yang inovatif, menawarkan pembiayaan fleksibel untuk pengoperasian dan pemeliharaan bus kendaraan listrik, sehingga mengurangi ketergantungan pada pendanaan pemerintah.

Gilarsi W. Setijono, CEO VKTR, mengatakan pada penandatanganan LoI di Washington, DC, mengatakan kombinasi keahlian VTKR dalam elektrifikasi transportasi umum dan energi terbarukan secara unik menempatkan perusahaan untuk jadi salah satu solusi transformatif di Indonesia.

“Kami berkomitmen untuk memfasilitasi infrastruktur kendaraan listrik yang komprehensif, transisi dari model CAPEX ke OPEX, dan memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia,” kata Gilarsi dalam keterangannya (15/11).

Dannif Danusaputro, CEO Pertamina NRE menyatakan Pertamina NRE berdedikasi untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat lagi.

“Kami fokus pada dekarbonisasi sektor-sektor yang menantang melalui solusi rendah karbon, pengembangan energi terbarukan, dan membangun bisnis masa depan yang mencakup bisnis kendaraan listrik, baterai, hidrogen ramah lingkungan, dan karbon. Kami percaya bahwa kolaborasi ini akan mempercepat upaya kami,” jelas Dannif.

Kemitraan ini bertujuan untuk membantu entitas seperti TransJakarta dan Ibu Kota Baru IKN dalam mengembangkan infrastruktur yang diperlukan untuk adopsi kendaraan listrik secara luas. Model e-MaaS tidak terbatas pada kendaraan; proyek ini mencakup infrastruktur penting seperti stasiun pengisian daya dan sumber energi terbarukan, yang menawarkan solusi holistik dan hemat biaya untuk kota-kota besar di Indonesia.

Upaya kolaboratif melalui e-MaaS ini siap untuk diimplementasikan di berbagai sektor, mendorong proyek transportasi ramah lingkungan dan transformasi kelistrikan. Skalabilitasnya juga membuka jalan untuk ekspansi ke wilayah lain, sehingga mendorong ekosistem transportasi ramah lingkungan yang kuat dan berkelanjutan. (RI)