Chandra Asri PetrochemicalJAKARTA – Meski batal bekerjasama untuk pembangunan pabrik polypropylene di Balongan, Indramayu, Jawa Barat, namun PT Pertamina (Persero) dan PT Chandra Asri Petrochemical berkomitmen untuk melanjutkan hubungan baik untuk kegiatan bisnis lainnya.

Komitmen ini diungkapkan Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir, terkait batalnya Pertamina dan Chandra Asri melanjutkan kerjasama pembangunan dan pengoperasian pabrik petrokimia jenis polypropylene di Balongan.

Menurut Ali, setelah melakukan kajian dan serangkaian pembahasan bersama selama kurang lebih enam bulan, Pertamina dan Chandra Asri akhirnya setuju untuk mengakhiri Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) pendirian perusahaan patungan, untuk pembangunan pabrik polypropylene di Balongan. MoU Pertamina dan Chandra Asri tidak berlanjut ke kontrak kerjasama.   

MoU itu sendiri telah ditandatangani Pertamina dan Chandra Asri, sejak 3 desember 2012 silam. Ali menerangkan, MoU yang diteken 3 Desember 2012 itu, bertujuan untuk melakukan kajian komprehensif, atas rencana bisnis dan pembahasan lebih lanjut, guna menyepakati persyaratan perjanjian akhir yang mengikat untuk mendirikan perusahaan patungan.

Perusahaan patungan tersebut semula direncanakan untuk membangun, memiliki dan mengoperasikan pabrik polypropylene di kompleks penyulingan minyak Pertamina di Balongan. Namun selanjutnya, pengakhiran nota kesepahaman terpaksa dilakukan, karena antara Pertamina dan Chandra Asri tidak tercapai kesepakatan, terkait syarat-syarat dan kondisi pelaksanaan usaha patungan yang direncanakan.  

“Ini semua demi kepentingan bersama. Meski demikian, Pertamina dan Chandra Asri Petrochemical  berkomitmen untuk melanjutkan hubungan baik kedua perusahaan dalam hal-hal yang terkait bisnis lainnya,” ungkap Ali di Jakarta, Jumat, 28 Juni 2013.

Soal syarat dan kondisi apa yang tidak tercapai sehingga kongsi itu bubar, Ali enggan menjelaskan. Ia pun mengaku belum bisa mempublikasikan, kerjasama lain apa yang akan digarap Pertamina bersama PT Chandra Asri.

Perusahaan Petrokimia Terbesar di Indonesia

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk sendiri merupakan perusahaan petrokimia terbesar dan terintegrasi secara vertikal di Indonesia. Kompleks petrokimia Chandra Asri Petrochemical yang berada di Ciwandan, Cilegon, Provinsi Banten, merupakan pabrik petrokimia utama yang memanfaatkan teknologi dan fasilitas pendukung canggih berkelas dunia.

Chandra Asri juga merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia, yang mengoperasikan Naphtha Cracker, dan memproduksi produk-produk berkualitas tinggi seperti Ethylene, Propylene, Mixed C4, Pyrolysis Gasoline (Py-Gas), Polyethylene, Polypropylene, dan Styrene Monomer untuk pasar Indonesia maupun pasar ekspor regional.

Sebelumnya, berdasarkan MoU yang ditandatangani pada 3 Desember 2012, Pertamina dan Chandra Asri berniat membangun dan mengoperasikan secara bersama-sama, pabrik polypropylene di Balongan. Pabrik ini dirancang untuk memproduksi berbagai tingkat (grade) polypropylene, dengan kapasitas 250.000 ton per tahun.

Saat itu, Direktur Pengolahan Pertamina, Chrisna Damayanto mengungkapkan, produk dari pabrik yang akan dibangun bersama Chandra Asri, diarahkan untuk memenuhi peningkatan permintaan polypropylene di Indonesia dan negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

Langkah menggandeng Chandra Asri, kata Chrisna, sejalan dengan rencana Pertamina untuk mempercepat ekspansi di hilir. Juga mempertegas komitmen Pertamina untuk meningkatkan perekonomian Indonesia, khususnya melalui pengembangan industri petrokimia di Indonesia.

Saat itu, Chrisna juga menjelaskan bahwa petrokimia merupakan satu dari beberapa pilar inti pertumbuhan Pertamina, untuk mencapai visi sebagai World Class Energy Company dan menjadi Champion di Asia pada 2025.

“Oleh karena itu, Pertamina berkomitmen untuk mengintegrasikan bisnis kilang dengan petrokimia, untuk memaksimalkan nilai tambah terhadap sumber daya alam Indonesia,” tegasnya saat itu.

(Abdul Hamid / duniaenergi@yahoo.co.id)