JAKARTA – Pemerintah pertimbangkan untuk memberi perpanjangan kontrak kepada Inpex Corporation dalam mengelola blok Masela. Kontrak perusahaan Jepang di sana akan berakhir pada tahun 2027 mendatang atau lima tahun lagi.

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan ada beberapa pertimbangan pemerintah dalam memberikan keputusan perpanjangan nanti. Dia menuturkan salah satu pertimbangan adalah adanya pandemi COVID-19.

Menurut Arifin saat rencana pengembangan atau Plan of Development (POD) disetujui kondisi masih normal belum ada tanda-tanda akan ada pandemi.

POD itu di-issue sebelum COVID memang ada kendala COVID,” kata Arifin ditemui di kantornya Jumat lalu.

Selain karena pandemi, kondisi konsorsium di proyek Masela juga jadi pertimbangan. Seperti diketahui saat POD disetujui tidak ada wacana akan hengkangnya Shell dari proyek Masela.

“POD pertama di-issued konsorsium masih firm, tentu ada dampak terhadap schedule (jadwal),” ujar Arifin.

Meskipun membuka peluang perpanjangan kontrak, pemerintah kata Arifin tetap meminta Inpex untuk bisa sesuai jadwal untuk urusan produksi gas Masela. Dia berharap gas sudah bisa mengalir pada tahun 2027 sesuai dengan jadwal awal.

“Nanti kita lihat aja (perpanjangannya) tapi kita berpegang ke target 2027,” ungkap Arifin.

Proyek Masela sendiri saat ini sedang dihubung-hubungkan terus dengan PT Pertamina (Persero). Perusahaan migas pelat merah itu disiapkan untuk mengisi kekosongan konsorsium yang akan ditinggalkan oleh Shell.

Namun demikian Pertamina tidak akan mengakuisisi seluruh hak partisipasi atau Participating Interest (PI) yang saat ini ingin dilepas Shell yaitu sebesar 35%.

Investasi di blok Masela bukanlah investasi sedikit. Nilainya diestimasikan bisa mencapai US$19,8 miliar dengan kapasitas fasilitas LNG mencapai 9,5 Metrik Ton Per Annum (MTPA) atau setara 1.600 juta kaki kubik per hari (MMscfd) serta gas pipa mencapai 150 MMscfd. Selain itu blok Masela juga diproyeksi hasilkan kondensat 35 ribu barel per hari. Terbaru, investasinya diperkirakan akan membengkak US$1,3 miliar untuk membiayai penerapan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).

Proyek Abadi adalah proyek pengembangan LNG skala besar terintegrasi pertama yang dioperasikan oleh INPEX di Indonesia sebagai operator, sesudah Proyek LNG Ichthys di Australia. Sempat beredar informasi bahwa Inpex berniat membawa gas Masela ke Ichtys untuk diolah di sana.

Inpex Corporation sebagai induk usaha dari Inpex Masela Ltd. memutuskan untuk mundurkan penyelesaian proyek lapangan migas di Laut Arafuru, Maluku itu hingga 2030, atau molor dari jadwal yang sudah disepakati sesuai dengan POD pada 2027. (RI)