JAKARTA – Selama ini pendanaan jadi salah satu masalah terbesar yang sebabkan berbagai rencana transisi energi menuju dekarbonisasi jalan di tempat. Kali ini pimpinan negara bahkan mendorong pendanaan syariah untuk turut ambil bagian dalam upaya menciptakan ekosistem energi yang lebih ramah terhadap lingkungan.

Ma’Aruf Amin, Wakil Presiden Indonesia, mengungkapkan dana wakaf seyogianya tidak hanya dimanfaatkan untuk aktivitas keagamaan, seperti pembangunan masjid. Tetapi dapat pula digunakan dalam wujud lain yang menyangkut kemaslahatan umat manusia, bahkan keberlangsungan kehidupan di masa yang akan datang.

“Misalnya, pembiayaan proyek EBT atau investasi melalui sektor keuangan Islam yang profit atau imbal hasilnya dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan energi berkelanjutan,” kata Ma’Aruf di Jakarta, Rabu (27/7).

Selain melalui wakaf uang, Dia melihat ada potensi yang sangat besar untuk mengembangkan sukuk atau Islamic bonds, sebagai instrumen penghimpunan dana dari masyarakat untuk pembiayaan transisi energi. Untuk itu, Ma’Aruf meminta agar inovasi produk sukuk serta promosinya ditingkatkan sehingga masyarakat semakin berminat akan produk ini.

“Terakhir, mekanisme pembiayaan proyek dengan prinsip-prinsip syariah juga dapat diterapkan sebagai alternatif mekanisme pembiayaan proyek-proyek transisi energi,” ujar Ma’Aruf.

Sementara itu, Sri Mulyani, Menteri Keuangan, menuturkan penurunan emisi CO2 di Indonesia memang memerlukan pendanaan yang tidak sedikit. Menurut dia perlu ada desain program yang harus memperhatikan dampak sosial ekonominya. Terutama kalo dalam kontribusi Indonesia yang menargetkan untuk menurunkan 29% CO2 untuk upaya sendiri dan 41% dengan support dunia maka peranan energi tuh adalah yang paling besar untuk menurunkan CO2. “Namun biayanya juga yang paling besar,” ujar Sri Mulyani.

Saat ini salah satu pekerjaan rumah terbesar pemerintah kata dia adalah mendesain suatu pembiayaan yang memang bisa diterima di semua kalangan. Ide untuk memanfaatkan pendanaan syariah adalah sebuah gagasan menarik yang seharusnya bisa dielaborasi lebih jauh.

“Tadi yang bapak wapres sebut baru adalah wakaf. Jadi kalau kita menggunakan wakaf nanti akan kita terus pikirkan karena wakaf link sukuk itu juga bisa kita lakukan. jadi desain pembiayaan yang di satu sisi terus menyelesaikan dunia yaitu masalah climate change tantangannya tapi dengan instrumen pembiayaan yang basisnya syariah komplay dengan nilai-nilai syariah dan memiliki market yang cukup jelas,” jelas Sri Mulyani. (RI)