JAKARTA – PT PAL Indonesia (Persero) berencana mengembangkan non-fission test bed platform terkait proyek Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) Thorcon International Pte.Ltd., berkapasitas 500 Megawatt (MW). Penundaan pembangunan non-fission test bed platform diklaim tidak berdampak signifikan terhadap PAL Indonesia.

“Secara umum konstruksi test bed platform dimulai oleh Thorcon setelah ada approval/green light dari pemerintah untuk pengembangan nuclear power plant di Indonesia. Sesuai rencana, pendapatan PAL Indonesia sudah disesuaikan sebelumnya, meskipun kalau dimulai lebih awal akan menjadi windfall bagi PAL Indonesia,” ungkap Sutrisno, Direktur Rekayasa Umum, Pemeliharaan & Perbaikan PAL Indonesia, kepada Dunia Energi, Senin (8/2).

Pembangunan non-fission test bed platform yang diprediksikan mencapai Rp400 miliar ini semula direncanakan akan mulai dibangun pada akhir 2021. Namun, rencana pembangunan akan ditunda ke kuartal II 2022

PAL Indonesia sebelumnya telah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Thorcon International untuk mengembangkan komponen Thorium Molten Salt Reactor (TMSR) 500 MW atau reaktor desain untuk PLTT dan Test Bed Platform.

PAL Indonesia, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di industri galangan kapal, akan membangun reaktor TMSR berkapasitas 500 MW pertama di Indonesia, di Surabaya, Jawa Timur.

Thorcon International merupakan Independent Power Producer (IPP) yang telah menyatakan keseriusan untuk melakukan investasi sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 17 Triliun untuk membangun PLTT di Indonesia.

PLTT pertama di targetkan akan memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sekitar 10%.

PLTT akan dibangun dengan menggunakan model desain struktur Kapal dengan panjang 174 meter dan lebar 66 meter, yang setara dengan tanker kelas Panamax ini rencananya akan di bangun oleh Daewoo Shipyard & Marine Engineering (DSME) di Korea Selatan, yang merupakan galangan kapal nomor 2 terbesar di dunia.

“Desain test bed platform masih dalam proses finalisasi oleh Thorcon, sehingga secara nilai masih belum dapat diestimasikan. Sedangkan waktu konstruksi untuk test bed platform kira-kira selama 1 tahun,” tandas Sutrisno.(RA)