JAKARTA– Pertamina Marketing Operation Region (MOR) III, unit bisnis PT Pertamina (Persero), hingga Selasa (23/7) telah mengoperasikan 30 unit Pertashop di wilayah operasi MOR III. Pertashop terbanyak berada di Sukabumi, yaitu 22 unit, tujuh unit di Priangan Timur (Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis) serta satu unit di Kecamatan Tanara, Serang, Banten.

Tengku Fernanda, General Manager Pertamina MOR III, mengatakan jehadiran Pertashop di desa merupakan upaya Pertamina mendekatkan ketersediaan energi ke masyarakat. Pertashop adalah layanan penjualan produk Pertamina untuk menjangkau masyarakat yang berada jauh dari SPBU. Dengan Pertashop yang jaraknya 26 KM dari SPBU, menjadi bukti nyata bahwa Pertamina memberikan manfaat aksesibilitas energi bagi masyarakat di desa terpencil.

“Kami berharap pengoperasian Pertashop dapat memberikan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi desa,” ujar Tengku.

Pertashop merupakan layanan One Stop Product Pertamina yang menjual BBM, LPG dan Pelumas di daerah yang aksesnya ke SPBU terbatas. Pertashop berdiri dengan menggandeng Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang berbadan hukum, atau Pesantren. Persyaratan ini diterapkan untuk menjaga aspek keselamatan.

Rerata Pertashop menjual produk Pertalite dengan kapasitas 3000-5000 liter. Bila lokasi Pertashop sekitar 20 KM dari SPBU, rerata penjualan bisa mencapai 120 iter per hari. Sedangkan bila jarak Pertashop dengan SPBU sekitar 7-10 km, penjualan berkisar 60-80 liter perhari dengan selisih harga jual Rp 1.100 dari harga di SPBU.

Tengku mengatakan, dibandingkan penjualan BBM dengan moda menyerupai Pertashop, produk Pertamina berbeda jauh. Pertashop dikelola di bawah BUMDes dan atau Pesantren. Selain itu, Pertashop juga lebih aman selain ada terra. “Harga jual juga kompetitif selain pengiriman kontinu karena BBM langsung dikirim oleh Pertamina Retail. Pembelian bisa menggunakan Link Aja atau tunai,” ujarnya. (RA)