JAKARTA – PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS), perusahaan penyedia logistik dan transportasi laut terpadu untuk bahan curah khususnya batu bara, menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 15% hingga akhir  2019.

Lucas Djunaedi, Vice President Director Mitrabahtera, mengatakan porsi pendapatan terbesar berasal dari segmen barging.

“Proporsi kami masih berkisar 70% dari barging. Sisanya dari floating crane,” kata Lucas kepada Dunia Energi, Jumat (14/6).

Mitrabahtera menutup periode tiga bulan pertama 2019 dengan pendapatan sebesar US$20,9 juta, laba kotor US$4,3 juta, EBITDA US$7,9 juta dan laba bersih US$1,5 juta.

Total pendapatan kuartal I 2019, naik 45,1% dibanding dengan periode sama  2018 yang sebesar US$14,4 juta.

Peningkatan pendapatan dipicu peningkatan kinerja tongkang dengan kenaikan pendapatan dari kontrak berbasis volume sebesar US$2,3 juta dan dari Time Charter basis (TC) sebesar US$1,8 juta. Kinerja floating crane juga mencatat pendapatan lebih tinggi sebesar US$1,8 juta yang sebagian besar didorong oleh optimalisasi produktivitas.

Segmen tongkang mengangkut volume yang lebih tinggi dengan total 6,4 juta ton di tiga bulan pertama 2019, meningkat sebesar 36,2% dibanding dengan 4,7 juta ton di periode sama  2018. Ini disebabkan oleh persediaan kargo yang lebih tinggi dari klien utama yang ada, PT Adaro Energy dan Cotrans Asia, serta dari klien baru seperti Prolindo Cipta Nusantara (PCN) dan Cakrawala Nusa Bahari (CNB). Peningkatan volume Adaro dan Cotrans berdampak pada pendapatan yang lebih tinggi, masing-masing US$1,4 juta dan US$0,3 juta.

Kontrak baru berkontribusi pada peningkatan pendapatan dengan total US$1,4 juta. Pendapatan TC tumbuh US$1,8 juta dibandingkan dengan periode kuartal I 2018, terutama karena peningkatan jumlah set yang digunakan oleh 11 set. Secara spot, perusahaan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi sebesar 53,8%.

Segmen floating crane menunjukkan perputaran yang signifikan di tiga bulan pertama 2019, yang pendapatannya naik 46,2% dari US$1,8 juta dibandingkan dengan periode kuartal I 2018. Pendapatan yang lebih tinggi ini sebagian besar berasal dari FC Vittoria sebesar US$1,6 juta.

Untuk floating crane yang dilayani di pasar spot yang didorong oleh tingginya permintaan transshipment batu bara telah menghasilkan peningkatan volume total menjadi 2,7 juta ton dari 2,3 juta ton di kuartal I 2018, lebih tinggi sebesar 17,4%.

“Pendorong utama lain untuk pertumbuhan pendapatan ini juga disumbangkan oleh peningkatan ketersediaan aset kami di kuartal I 2019,” tandas Lucas.(RA)