JAKARTA – Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), meminta jajarannya bersama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) mengevaluasi sumur-sumur produksi yang sudah berumur tua. Perlu ada reaktivasi dan evaluasi sumur-sumur minyak tua yang sudah tidak berproduksi dengan optimal.

“Segera evaluasi dan reaktivasi kurang lebih 13 ribu sumur yang masih under performed. Misalnya karena produksi air tinggi, shut-in yang tersebar di Indonesia, untuk dapat kembali diproduksikan,” kata Arifin di Jakarta, Rabu (11/3).

Selain itu, untuk mengejar target produksi minyak satu juta barel per hari, Arifin juga mendorong adanya percepatan pembahasan rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) potensi lapangan minyak dan gas bumi. Apalagi Indonesia masih memiliki area potensial untuk dieksplorasi, yakni area yang belum dipetakan dengan baik dan belum dikembangkan, diantaranya stratigraphic traps, fracture basement, gas biogenik dan migas non konvensional yang memiliki sumber daya prospektif sangat besar, sekitar 302,83 billion barel oil (BBO) dan 1.528,54 triliun cubic feet (TCF).

“Perlu ada upaya eksplorasi, baik pada lapangan lama (mature) dan daerah baru yang masih segar (fresh) dengan menerapkan metode, teknologi dan konsep baru guna mempercepat produksi minyak,” kata Arifin.

Berdasarkan data Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbang) ESDM, saat ini ada 757 lapangan migas eksisting yang sebagian besar statusnya sudah mature dan mengalami depleted (penurunan) produksi.

Dadan Kusdiana, Kepala Badan Litbang ESDM, mengusulkan delapan kegiatan prioritas untuk mengejar target peningkatan produksi migas nasional. Pertama adalah optimasi primary dan secondary lapangan di Blok Rokan, kemudian tertiary Chemical EOR lapangan Minas, reaktivas sumur-sumur under performed, pengembangan Undeveloped Discoveries dan Idle Fields, eksorasi migas non konvensional (shale hydrocarbon dan oil sands), eksplorasi segar, persiapan kontrak terminasi wilayah kerja migas dan pemutakhiran data migas.

Sumur-sumur tua yang dikelola PT Pertamina (Persero) menjadi salah satu fokus Badan Litbang ESDM untuk bisa ditingkatkan performanya. “Badan Litbang ESDM akan membantu Pertamina dalam melakukan reaktivasi sumur yang masih under performed, baik identifikasi maupun teknis lebih lanjut,” ujar Dadan.

Dia menambahkan, Badan Litbang ESDM akan mengoordinasikan pembuatan task force terkait kajian gas biogenik dengan target hingga discovery (menemukan cadangan).

Selain itu, Litbang ESDM akan berkoordinasi untuk melakukan pemutakhiran data migas dengan Pusat Data dan Teknologi Informasi ESDM, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Badan Geologi, SKK Migas dan Pertamina. “Sinergi ini diharapkan dapat menghasilkan Roadmap Rencana Kerja Kolaborasi Percepatan Data Interpretasi membangun Data Subsurface System,” kata Dadan.(RI)