JAKARTA – Manajemen PT Perusahaan Gas Negar Tbk (PGAS) dinilai tidak memiliki niatan untuk terlibat secara maksimal dalam pembangunan jaringan gas rumah tangga (Jargas). Keekonomian menjadi salah satu faktor utama manajemen tidak gencar membangun jargas.

Kardaya Warnika, Anggota Komisi VII DPR yang juga mantan komisaris independen PGN membeberkan hal itu sangat dirasakan saat dirinya masih menjadi komisaris PGN. Dia menilai salah satu penyebab tidak aktifnya PGN dalam pembangunan jargas selama ini adalah karena jargas memiliki marjin keuntungan yang kecil.

Menurut Kardaya, PGN sebagai perusahaan terbuka sampai saat ini masih ambigu dan membingungkan. Dia menilai PGN tidak begitu yakin posisinya.

“Saya empat tahun jadi komisaris PGN mengerti betul yang ada di direksi PGN. PGN sebagai persero tidak begitu berminat untuk mengadakan jargas karena apa? Keuntungannya kecil dibanding transmisi,” kata Kardaya, Rabu (27/1).

Dia menceritakan kenyataan itu sangat terasa saat dilangsungkan rapat dengan dewan direksi. ” Itu dalam rapat bersama komisaris dan direksi seperti itu,”  tukasnya.

Menurut Kardaya, selain mendapatkan marjin yang tidak seberapa, usaha untuk membangun jargas juga cukup besar. Ini yang membuat tidak banyak jargas selama ini yang dibangun secara mandiri oleh PGN melainkan selalu mengandalkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

“Komisaris desak-desak direksi bilang kalau pakai jargas kurangi keuntungan, lalu energi yang digunaka juga besar dan sebagainya,” kata Kardaya.

Dengan dorongan pemerintah, mulai tahun ini PGN telah mengagendakan untuk membangun sendiri Jargas rumah tangga. Ada 50 ribu sambungan rumah tangga yang rencananya akan dibangun menggunakan dana sendiri dan 50 ribu sambungan lainnya akan dibangun dengan menggunakan skema Kerjasama Pemeritah Badan Usaha (KPBU). Ditambah dengan dana APBN untuk pembangnan 130.776 sambungan maka tahun ini ditargetkan ada tambahan 230.776 sambungan jargas baru.

Pada 2021-2022 jumlah sambungan yang rencananya akan dibangun PGN mencapai 350 ribu. Lalu meningkat pada 2023-2024 menjadi masing-masing 400 ribu sambungan.

Suko Hartono, Direktur Utama PGN berharap skema KBBU  bisa berjalan dengan baik. Dalam pengembangan investasi mandiri nantinya PGN akan mengandalkan berbagai infrastruktur termasuk memanfaatkan LNG. PGN akan membangun storage dan ditransformasikan untuk masuk perumahan dengan menggunakan regasifikasi, untuk menjangkau kelas menengah ke atas.

“Yang ke bawah akan dibiayai oleh APBN ke depan bakal pakai skema KPBU. dengan demikian seluruh rumah tangga menengah ke bawah dan ke atas bisa kami layani. kami harapkan jika model ini berhasil kami ingin ajak partner swasta,” kata Suko.(RI)