Kilang LNG Tangguh, Papua.

JAKARTA – Untuk pertama kalinya gas dari Lapangan Tangguh di Papua dipasok ke dalam negeri. Sumber energi dalam bentu LNG (Liquefied Natural Gas) yang rencananya akan diekspor ke Korea Selatan itu, telah dialihkan untuk memenuhi kebutuhan pabrik PT Pupuk Iskandar Muda (PIM).

Seperti dituturkan Deputi Pengendalian Komersial Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Widhyawan Prawiraatmadja, Surat Kesepakatan (Letter of Agreement) pengalihan kargo pertama LNG Tangguh itu, telah diteken SKK Migas, PT Pertamina (Persero), ExxonMobil Indonesia, PIM, dan BP Berau Ltd pada Senin, 25 Februari 2013.

Dengan mekanisme swap, Kilang LNG Arun akan mengalihkan alokasi gas yang seharusnya ke pembeli Korea, Kogas, kepada PIM melalui pipa. Hal ini dilakukan karena PIM tidak mempunyai fasilitas terminal penerimaan LNG dan kapal LNG untuk mengangkut kargo dari Tangguh ke PIM.

“Sebagai gantinya, dengan alokasi gas yang sama, Kilang LNG Tangguh akan mengapalkan LNG ke Kogas. Dengan kesepakatan ini, untuk pertama kalinya gas Tangguh diperuntukkan untuk konsumen domestik (dalam negeri, red),”  ujar Widhyawan di Jakarta, Selasa, 26 Februari 2013.

Ia menjelaskan, tahun ini dialokasikan enam kargo dari Kilang Tangguh untuk PIM. Sehingga walaupun PIM tidak mempunyai fasilitas penerima LNG, tetapi gas dari Tangguh sudah dapat dimanfaatkan untuk kepentingan konsumen domestik, dalam hal ini sebagai bahan baku pupuk. “Penjualan kargo perdana itu sekitar US$ 24 juta,” kata Widhyawan.

Dijelaskan, alokasi kargo LNG Tangguh tersebut berasal dari pengalihan kontrak dengan Sempra. Total yang dialihkan untuk kebutuhan domestik tahun 2013 sebanyak 20 kargo. “Ini komitmen kami memprioritaskan pasokan gas untuk domestik,” katanya.

(Abdul Hamid / duniaenergi@yahoo.co.id)