JAKARTA – Realisasi produksi minyak mentah siap jual (lifting) hingga kuartal III atau September 2019 imasih belum mencapai target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019. Bahkan dari 10 besar Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), tujuh KKKS tidak capai target.

Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang diperoleh Dunia Energi (28/10), lifting minyak mentah siap jual (lifting) hingga 30 September 2019 mencapai  744.700 Barel Per Hari (BPH) atau baru mencapai 96% dari target APBN 2019 sebesar 775 ribu BPH.

Mobil Cepu Ltd masih berada di posisi pertama sebagai penyumbang lifting minyak terbesar dengan rata-rata lifting mencapai 216.001 BPH atau 100% dari target APBN 2019. Ditempat kedua ada  PT Chevron Pacific Indonesia dengan realisasi lifting 192.193 BPH atau 101,2% dari target 190.000 BPH. Dua kontraktor lainnya yang mampu mencapai target produksi adalah PetroChina International Jabung LTD dengan lifting 16.235 BPH atau 116% dari target 14.000 BPH serta Petronas Carigali (Ketapang) Ltd sebanyak 11.754 BPH atau 100,2% dari target 11.730 BPH.

Sisanya realisasi lifting tidak mencapai target. Sebagian berasal dari PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya di sektor hulu. Lifting yang paling jauh dari target adalah Pertamina Hulu Mahakam yang hanya mencapai 36.415 BPH atau 72,3% dari target 50.400 BPH. Lalu ada Pertamina Hulu Energi ONWJ LTD yang hanya mencapai 28.741 BPH atau 86,9% dari target 33.090 BPH.

PHE OSES hanya 28.414 BPH atau 88,8% dari target 32.000. Pertamina EP membukukan lifting 80.853 BPH atau 95,1% dari target 85.000 BPH.

Tidak tercapainya target lifting juga dialami oleh Medco E&P Natuna karena sepanjang sembilan bulan tahun ini rata-rata realisasinya hanya 16.177 BPH dari target 19.386 BPH. Kemudian untuk lifting dari KKKS lainnya akumulasi hanya 106.922 BPH atau 95% dari target 112.146 BPH.

Tidak berbeda jauh dengan minyak, lifting gas hingga kuartal III juga banyak tidak mencapai target. Ada enam dari 10 KKKS terbesar yang realisasi lifting gasnya tidak capai target.

Pertamina Hulu Mahakam realisasi lifting 650 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau baru 59,1% dari target sebesar 1.100 MMSCFD. Kemudian ada Kangean Energy dengan realisasi 145 MMSCFD atau 72,6% dari target 200 MMSCFD. Lalu Premiere Oil dengan realisasi 185 MMSCFD, 84% dari target yang dipatok sebesar 220  MMSCFD. Eni Muara Bakau realisasi mencapai 563 MMSCFD atau 87,3% dari target 645 MMSCFD.  Anak usaha Pertamina lainnya yang tidak mencapai target lifting gas adalah Pertamina EP dengan realisasi sebesar 755 MMSCFD atau 93,2% dari target 810 MMSCFD. Meskipun menjadi penyumbang tertinggi dengan realisasi lifting 1.008 MMSCFD, namun nyatanya lifting BP Berau masih 96% dari target APBN yang dicanangkan sebesar 1.050 MMSCFD.

Dalam data SKK Migas terungkap hanya ada tiga dalam 10 besar KKKS yang mencapai target, pertama adalah ConocoPhillips dengan realisasi 833 MMSCFD atau 102,8% dari target sebesar 810 MMSCFD. Kemudian JOB Pertamina -Medco Tomori Sulawesi Ltd mencapai 301 MMSCFD dari target 300 MMSCFD. Lalu Medco E&P Natuna mencapai 165 MMSCFD atau sesuai dengan target.(RI)