JAKARTA – Task Force Energy, Sustainability and Climate (ESC) B20 melalui kerjasama Pertamina bersama Kementrian ESDM dan Society of Renewable Energy (SRE) pada Program Go Gerilya (Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya) melakukan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di 10 desa binaan Pertamina.

Dannif Danusaputro, Direktur Utama Subholding Pertamina Power & NRE sekaligus Advisor Task Force ESC B20, menyatakan kerja sama ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan percepatan penyebaran energi baru dan terbarukan yang terdesentralisasi sekaligus meningkatkan ketahanan energi dan kemakmuran ekonomi masyarakat perdesaan.

“Sebagai bagian dari B20, Pertamina mendukung penuh dan berkomitmen untuk aktif turut serta dalam kegiatan working grup seperti di Climate Sustainability Working Group (CSWG) yang dipimpin KLHK dan Energy Transitions Working Group (ETWG) yang dipimpin Kementrian ESDM,”ujar Dannif, Kamis(24/3/2022).

Dannif mengajak semua pihak untuk membuat presidensi G20 dan B20 sebagai momen perubahan. Pertamina juga memiliki komitmen kuat untuk melanjutkan kolaborasi dengan pemerintah dan pihak lainnya dengan mengundang komunitas dan desa yang masih memiliki akses terbatas terhadap energi untuk bisa mempelajari potensi energi lokal, khususnya dalam aspek energi baru dan terbarukan.

Pemasangan PLTS di pedesaan, kata Dannif, merupakan langkah nyata Task Force ESC dalam mengimplementasikan percepatan transisi energi dan mendukung target pemerintah untuk Net Zero Emission,” ujar Dannif.

Program ini juga merupakan bagian dari komitmen ESG Pertamina sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDG’s), khususnya point 7 yaitu Energi Bersih & Terjangkau, serta point 13 Penanganan Perubahan Iklim.

Sigit Reliantoro, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK yang juga menjabat selaku Co-Chair G20 Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDMCSWG), mengapresiasi Pertamina dan pihak-pihak yang mereplikasi, melakukan restorasi lingkungan dan meningkatkan pendapatan masyarakat dengan memanfaatkan energi baru dan terbarukan.

“Saya optimis kalau antara Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat bergerak bersama, kita bisa mengatasi masalah global perubahan iklim yang terjadi,” ujar Sigit.

Balkondes Karangrejo yang menjadi proyek percontohan pengunaan PLTS yang menghasilkan 1,2 KWP dan berkontribusi terhadap penurunan 1.320 ton Co2 per tahun. Secara keseluruhan, pemasangan 10 PLTS pada Go Gerilya ini menghasilkan 50 KWP dan berpotensi menurunkan emisi karbon sebesar 65 ribu ton per tahun. PLTS yang telah dipasang digunakan antara lain untuk penerangan, memasak dan pompa air.

Zagy Berian, Founder SRE, menjelaskan bahwa SRE merupakan organisasi anak muda yang bergerak di sektor energi dan lingkungan yang memiliki visi untuk mengakselerasi transisi energi di Indonesia.

“Kami sangat mendukung pelaksanaan G20 di Indonesia. Kami juga sejalan dengan Task Force ESC karena kami juga memiliki visi untuk akselerasi transisi energi di Indonesia untuk mewujudkan net Zero emission,” ujar Zagy.

Zagy menambahkan, dari target 10 PLTS, saat ini sudah terpasang 2 PLTS di Balkondes Waringin dan Balkondes Karangrejo Magelang. Ia berharap, nantinya inovasi ini bisa terus diduplikasi di wilayah Indonesia yang lebih luas.

Kerja sama yang dilakukan Pertamina dengan berbagai pihak merupakan bagian dari aksi bisnis Task Force ESC dalam mendukung inovasi terhadap start-up dan riset teknologi yang dilakukan perguruan tinggi serta lembaga penelitian lainnya.(RA)