JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengumpulkan seluruh pimpinan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk memastikan keselatan kerja tidak dilupakan meskipun upaya untuk mengejar target produksi terus digenjot.

Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, menyatakan untuk mencapai target lifting migas pada tahun 2023, SKK Migas bersama KKKS perlu melakukan terobosan yang masif dan agresif. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan ialah pekerjaan 11 proyek yang direncanakan onstream pada tahun 2023, pengeboran 1.048 sumur yang terdiri dari 991 sumur pengembangan dan 57 sumur eksplorasi, 834 kegiatan workover, dan 33.182 kegiatan well service.

“Hal-hal tersebut sedang kita upayakan bersama saat ini. Meski demikian, saya tegaskan kembali, program yang masif dan agresif tidak membuat kita mengkompromikan aspek HSE. Tidak ada pekerjaan yang terlalu penting tanpa dikerjakan dengan selamat,” kata Dwi dalam keterangannya (3/5).

Dwi mengatakan, SKK Migas sudah melakukan sejumlah langkah untuk menjaga aspek HSE pada industri hulu migas, antara lain persetujuan dan monitoring Work, Program, & Budget aspek HSE, investigasi insiden, mengeluarkan surat edaran keselamatan kerja, pelaksanaan HSE monthly meeting, serta, di tahun 2022, mengembangkan aplikasi machine learning untuk incident rate forecasting pada Integrated Operation Centre SKK Migas.

“Aplikasi tersebut adalah Sistem Informasi Aplikasi Keselamatan Kerja atau kami menyebutnya “SIAP SELAMAT” yang digunakan untuk membantu analisa strategi pengelolaan aspek HSE pada industri hulu migas Indonesia,” ujar Dwi.

Dengan sejumlah upaya tersebut, Dwi menjelaskan, dari 87 juta jam kerja operasi hulu migas sampai akhir Maret 2023, tingkat incident rate berada di angka 0,24. Angka tersebut masih berada di bawah batas atas incident rate maksimal yang ditentukan (0,9) dan masih lebih baik dari rata-rata incident rate yang tercatat pada International Oil and Gas Producer yaitu 0,77.

“Namun, aspek keselamatan kerja tidak hanya diukur dari statistik, kita tidak dapat menampik beberapa insiden yang terjadi akhir-akhir ini dan cukup menyita perhatian publik. SKK Migas bersama KKKS menyikapi serius hal tersebut. Untuk itu, ke depan SKK Migas akan melaksanakan Safety Integrity Audit Program yang melingkupi audit atas sistem, peralatan, pekerja, aset, menajemen, dan ALARP assessment, serta pengaplikasian teknologi “SIAP SELAMAT”,” ujar Dwi.

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan pengelolaan HSE di sektor hulu migas hendaknya dapat dilakukan dengan prinsip ketaatan terhadap aturan dan standar yang berlaku, efektif, efisien, serta menjamin kesehatan dan keselamatan kerja.

“Kami meminta manajemen SKK Migas dan KKKS untuk dapat melakukan supervisi dan menyiapkan segala sumber daya, baik sumber daya manusia, peralatan, dan prosedur untuk menerapkan aspek HSE. Sehingga seluruh program kerja untuk mencapai target produksi 1 juta BOPD (barel minyak per hari) dan 12 BSCFD (miliar standar kaki kubik per hari) gas pada tahun 2030 dapat berjalan dengan baik tanpa terkendala aspek HSE,” ujar Arifin.

Arifin meneruskan, sama halnya dengan aspek produksi dan lifting, SKK Migas dan KKKS harus menyikapi aspek HSE ini dengan sense of urgency sehingga langkah-langkah mitigasi bisa dilakukan sedini mungkin. “Kami berharap ke depan tidak ada lagi insiden di industri hulu migas sehingga target produksi nasional dapat tercapai,” kata Arifin.