JAKARTA – Produksi nikel dalam matte PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sepanjang kuartal I 2019 sebesar 13.080 metrik ton (MT),  turun 23,6% dibanding periode yang sama 2018 sebesar 17.141 MT.

Nico Kanter, Presiden Direktur Vale Indonesa, mengatakan penurunan produksi disebabkan beberapa persoalan teknis pemeliharaan yang sebenarnya sudah direncanakan.

“Kombinasi aktivitas pemeliharaan yang telah direncanakan terkait dengan Larona Canal Relining, shut down pabrik dan masalah-masalah di tanur listrik yang tidak terencana,” kata Nico dalam keterangan resminya, Selasa (16/4).

Menurut Nico, penurunan produksi di kuartal I membuat Vale merevisi target produksi 2019. Jika semula Vale mematok produksi nikel dalam matte sebesar 76 ribu MT, namun karena ada beberapa kendala, target produksi direvisi menjadi 70 ribu hingga 72 ribu MT.

“Sebagai akibat dari kegiatan ini, kami telah merevisi target produksi 2019 kami ke kisaran 70 ribu MT – 72 ribu MT,” kata Nico.

Pada tahun ini Vale fokus untuk memgembangkan dua lahan tambang barunya yang baru mendapatkan izin pengembangan dari pemerintah. Untuk memulai pengembangan dua blok yaitu Pomala dan Bahadopi, termasuk pembangunan dua smelter di blok tersebut,  Vale tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham.(RI)