JAKARTA – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) kembali diakui jadi salah satu perusahaan yang mendorong kegiatan bisnis migas berkelanjutan dengan menyabet enam penghargaan sekaligus dalam ajang Indonesia Green Awards (IGA) tahun 2022 yang diselenggarakan oleh The La Tofi School of CSR.

Keenam kategori penghargaan tersebut diantaranya “Mengembangkan Pengolahan Sampah Terpadu”, “Mempelopori Pencegahan Polusi”, “Penyelamatan Sumber Daya Air”, “Rekayasa Teknologi dalam Menghemat Energi”, serta “Mengembangkan Keanekaragaman Hayati”.

La Tofi, Chairman The La Tofi School of CSR, mengungkapkan bahwa IGA merupakan penghargaan yang diberikan oleh The La Tofi School of CSR kepada perusahaan yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan melalui berbagai ragam kreativitas. Tahun ini sejumlah program TJSL diikutsertakan oleh beberapa perusahaan dalam IGA Award yang dibagi dalam delapan kategori.

Program CSR dinilai berdasarkan suatu proses yang kolaboratif namun membawa cerita perubahan, serta konsistensi perusahaan dalam melestarikan lingkungan hidup di tengah tekanan pandemi COVID-19.

“Konsistensi ini menjadi kata kunci, karena implementasi CSR tidak tergantung dari naik turunnya laba perusahaan, dimana berbagai kendala bisnis bisa diatasi dengan tetap mengimplementasikan CSR berikut mengkomunikasikannya,” jelas La Tofi, (22/3).

Beberapa program unggulan perusahaan yang mendapat penghargaan IGA yakni Peternakan Ayam Terintegrasi dengan budidaya Black Soldier Fly (BSF) atau maggot dan Sayuran Organik. Program tersebut meraih penghargaan IGA di kategori “Mengembangkan Pengelolaan Sampah Terpadu.”

Program BSF merupakan sebuah program yang dikembangkan Kilang Pertamina di Balikpapan bagi warga Sekitar Hutan Lindung Sungai Wain, Balikpapan, sebagai rantai kegiatan berkaitan mulai dari pengolahan sampah organik di masyarakat dengan peternakan ayam, lele dan pengembangan sayur organik.

Rantai program dimulai dari pengolahan sampah organik yang diolah menjadi pupuk dengan memanfaatkan maggot. Pupuk kemudian dimanfaatkan sebagai penyubur tanaman sayuran organik. Sementara maggot yang sudah tidak produktif mengurai sampah dijadikan sebagai bahan pakan ayam petelur sehingga dapat meningkatkan produksi telur serta bahan pakan budidaya lele.

Ifki Sukarya, Corporate Secretary PT KPI, menjelaskan program yang dijalankan sejak tahun 2019 ini, digarap oleh tujuh kelompok yang mampu mengurangi limbah sampah, meningkatkan pendapatan kelompok, serta mendorong penghematan dalam perawatan sayuran organik dan pembelian pakan ayam.

“Program ini sejalan dengan tujuan pembanguan berkelanjutan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab atas konsumsi dan produksi yang telah dilakukan di SDGs 12, mendorong untuk untuk perlindugan eksositem laut, ekosistem darat yang sejalan dengan SDGs 14 dan 15, serta meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pengelolaan sampah terintegrasi yang sesuai dengan SDGs 8,”jelasanya.

Untuk kategori “Mempelopori Pencegahan Polusi”, diraih oleh binaan Kilang Pertamina di Plaju yakni Operating Window Optimization Polypropylene Plant dan program Kilang Pertamina di Balikpapan melalui Program Pengolahan Minyak Jelantah. Di kategori ini, dua unit operasi PT KPI dinilai telah mempelopori upaya-upaya untuk megurangi polusi udara, darat dan air/laut melalui kebijakan dan rekayasa teknologi.

Kebijakan Operating Window Optimization Polypropylene Plant yang diterapkan di Kilang Pertamina di Plaju merupakan upaya untuk mengurangi emisi yang ditimbulkan sebagai dampak produksi bijih plastik polypropylene pada unit Polypropylene Plant.

Program ini menerapkan pemanfaatan kembali gas flare yang sebelumnya dilepas ke udara bebas untuk menjaga tekanan di unit produksi dan dianggap sebagai production loss. Melalui program ini, Kilang Pertamina di Plaju mampu mengurangi timbulan pencemaran emisi gas rumah kaca dan gas konvensional yang dihasilkan.

Program yang dimulai tahun 2020 ini menghasilkan dampak positif pada lingkungan berupa penurunan emisi. Pada tahun 2020 hingga 2021, program ini telah berhasil menurunkan emisi CO2 rata-rata sebesar 895,6 ton CO2 equivalent per tahun atau setara dengan penghematan biaya sebesar Rp 75,8 Juta per tahun.

Dikategori “Penyelamatan Sumber Daya Air”, Program pengelolaan Sistem Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) berbasis masyarakat binaan Kilang Pertamina di Plaju. Melalui program ini, masyarakat RW 002 Plaju Ulu, Palembang yang sebagian besar merupakan perajin tempe, diberikan kesadaran dalam mengelola limbah produksi pangan berbahan baku kedelai itu melalui sistem IPAL serta revitalisasi saluran air.

Sehingga kampung perajin tempe di Plaju Ulu kini menjadi kampung yang asri dan nyaman, limbah industri tempe terkelola dengan baik tanpa bau yang menyengat, dan mencegah terjadinya pencemaran air sumur rumah tangga.

Program Belida Musi Lestari yakni budidaya Ikan Belida melibatkan masyarakat dengan konsep kolaborasi antara Kilang Pertamina di Plaju bersama Badan Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP) Palembang. Budidaya ikan Belida Sumatera sebagai upaya pelestarian ikan yang hampir punah tersebut, mendapatkan penghargaan kategori Mengembangkan Keanekaragaman Hayati. Program ini telah menyelamatkan 30 ekor ikan Belida dari perdagangan bebas dan telah berhasil menetaskan 66 ekor anakan ikan Belida dengan sistem budidaya.

Sementara di kategori “Rekayasa Teknologi dalam Menghemat Energi/Penggunaan Energi Baru Terbarukan” juga diperoleh Kilang Pertamina di Plaju melalui program Dehidrator Makanan Energi Panas dan Cahaya, yakni penggunaan tenaga surya sebagai sumber energi untuk pengering teh herbal, bunga rosella, dan bahan tanaman obat-obatan keluarga untuk dijadikan sebagai bahan minuman herbal penunjang stamina. Rekayasa teknologi ini mampu mempersingkat waktu pengeringan yang sebelumnya memakan waktu 7 hari menjadi hanya maksimal 3 hari. (RI)