JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mencatatkan penurunan realisasi penjualan BBM untuk jenis gasoline dan gasoil atau solar sepanjang kuartal I tahun 2021. Namun demikian perusahaan migas plat merah itu harus merogoh kocek lebih dalam untuk mendatangkan BBM untuk kedua jenis BBM itu dari luar negeri.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengatakan ada kenaikan harga BBM jika dibanding kuartal I 2020 dengan tahun lalu. Terus merangkaknya kenaikan harga minyak dunia menjadi penyebab dana yang dikeluarkan Pertamina lebih besar tahun ini. Padahal dari sisi volume lebih sedikit dibanding dengan tahun lalu.

“Hanya saja secara volume, impor BBM kami turun pada Maret tahun ini dibanding Maret tahun lalu. Kenaikan ini disebabkan harga BBM global 2021 mengalami kenaikan yang lebih tinggi,” ujar Nicke, Senin (19/4).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan impor BBM untuk gasoline atau BBM jenis Pertamax atau RON antara 90 dan 97 pada dalam periode kuartal I tahun ini sebesar US$1,84 miliar atau naik jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yakni sebesar US$1,7 miliar. Kenaikan signifkan terjadi pada pembelian BBM gasoline Maret ini jika dibandingkan Februari dengan realisasi pembelian secara nilai mencapai US$803 juta untuk volume 1,3 juta ton sementara untuk pembelian Februari sebesar US$491 juta untuk volume 915 ribu ton gasoline.

Menurut Nicke ada kenaikan konsumsi BBM pada Maret 2021 dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan konsumsi BBM di Maret tahun ini bahkan mencapai 18%. “Februari ke Maret tahun ini memang ada kenaikan konsumsi BBM sekitar 17-18%,” ujar Nicke.

Putut Andrianto, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial and Trading Pertamina, mengungkapkan rerata penjualan sepanjang kuartal I tahun ini untuk BBM jenis gasoline masih dibawah rerata penjualan pada tahun lalu.

Dalam data yang disampaikannya rerata penjualan kuartal I tahun 2021 mencapai 83.698 Kiloliter per hari masih lebih rendah dibandingkan realisasi penjualan gasoline tahun lalu pada periode yang sama yakni sebesar 90.419 KL per hari. Jadi masih dibawah tahun lalu atau minus 7,4%,” ungkap Putut.

Sementara untuk konsumsi gasoil atau solar pada kuartal I tahun ini realisasinya sebesar 38.161 KL per hari. Masih lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pada tahun lalu sebesar 40.822 KL per hari. “Jika untuk perbandingan konsumsi diesel masih minus 6,5%,” ujar Putut.

BPS mencatat, total volume impor BBM RON 88 berada di angka 622,12 ribu ton pada Maret. Angka ini naik dari realisasi impor BBM RON 88 pada Februari di angka 412,05 ribu ton. Untuk BBM RON 90-97, juga terjadi kenaikan. BPS mencatat, kenaikan impor BBM RON 90-97 mengalami peningkatan sebesar 54,87%. Dari 452,53 ribu ton pada Februari naik menjadi 700,84 ribu ton pada Maret 2021.

“Secara month to month, impor migas naik 74,74 % dan year on year impor migas naik 41,87 %. Impor RI naik positif sejak Februari dan sekarang kenaikannya jauh lebih tinggi,” kata Suhariyanto, Kepala BPS, pekan lalu.(RI)