Listrik kaltim

Jaringan distribusi listrik PLN.

JAKARTA – Protes tentang maraknya pemadaman listrik di berbagai wilayah masih terus terjadi hingga saat ini. Entah sampai kapan kondisi ini bakal berlangsung di Indonesia, yang katanya lumbung energi. Yang jelas, kondisi kelistrikan Tanah Air saat ini, tidak lebih baik dibandingkan 2009 silam.

Seperti diungkapkan Wakil Direktur Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro, berdasarkan dokumen serta data-data yang ada, masalah kelistrikan seperti pemadaman dan krisis listrik di berbagai daerah, bukan masalah yang baru di Indonesia.

“Pada 2009, tercatat dari sekitar 24 Sistem Kelistrikan Nasional, sebanyak 12 atau 50% diantaranya mengalami defisit daya. Daya Mampu dari 12 Sistem Kelistrikan yang ada, lebih rendah dari Beban Puncak pada sistem tersebut. Sementara 12 sistem lain yang surplus daya hanya sistem JAMALI (Jawa, Madura, Bali) saja yang relatif aman,” ungkap Komaidi di Jakarta, Sabtu, 12 Oktober 2013.

Dengan masalah-masalah yang ada, kata Komaidi, kemungkinan besar kondisi sistem kelistrikan nasional saat ini relatif tidak lebih baik dari kondisi saat 2009.

Ia mencontohkan, masalah Fast Track Program (FTP) atau program percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 Megawatt (MW) Tahap I, FTP Tahap II, dan IPP (Independent Power Producer/listrik swasta) sepertinya masih menjadi hambatan utama dalam kinerja operasi PT PLN (Persero).

FTP I yang berdasarkan Perpres 71/2006 ditargetkan telah siap beroperasi pada 2009, ujar Komaidi, sampai saat ini masih menghadapi sejumlah permasalahan, meski telah 3 tahun lebih melewati target.

Sisi energi primer, lanjut Komaidi, masalahnya juga kompleks. Pada tahun 2010 kebutuhan gas PLN sekitar 640 juta MMBTU, tercatat hanya terpenuhi 266 juta MMBTU atau mengalami defisit pasokan sekitar 373 juta MMBTU, atau 58,33 % dari total kebutuhan.

“Semoga pembahasan mengenai masalah kelistrikan tidak hanya ketika ada “Pemadaman Bergilir”, namun lebih dari itu terdapat pembahasan dan langkah kongrit menyelesaikan satu per satu permasalahan yang ada,” tandasnya.

Ia menambahkan, dengan rata-rata penambahan jumlah pelanggan sekitar 2,36 juta per tahun, pemadaman bergilir akan menjadi pilihan utama jika masalah-masalah yang ada tidak pernah terselesaikan. Apalagi jika pemerintah nantinya benar-benar merealisasikan wacana untuk mengekspor listrik ke negara lain.

(Abraham Lagaligo / abrahamlagaligo@gmail.com)