JAKARTA- PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang, anak usaha PHE yang melakukan eksploitasi migas di Sumatera Bagian Selatan, mencatatkan kinerja moncer hingga kuartal III 2019. Hal itu terbukti dari pencapaian produksi migas sebesar 16.435 BOEPD, naik lebih dari 75 persen dibandingkan periode sama 2018 sebesar 9.678 BOEPD.

Produksi minyak PHE Jambi Merang tercatat 3.619 BOPD hingga akhir September 2019 dari periode sama tahun lalu sebesar 2.181 BOPD. Sedangkan produksi gas tercatat 74 MMSCFD dari realisasi kuartal III 2018 yang hanya 43 MMSCFD.

Laba bersih perseroan juga meningkat lebih dari 100 persen. Bila pada periode hingga September 2018 laba bersih PHE Jambi Merang US$30,6 juta, hingga akhir September 2019 mencapai US$73,52 juta atau lebih dari Rp1,1 triliun.

Anehnya, kinerja produksi dan keuangan nan moncer PHE Jambi Merang itu memaksa General Manager perusahaan berhenti dari tugasnya. Bukan soal kinerja yang bersangkutan tak sesuai ekspektasi, tapi per 31 Oktober 2019, GM PHE Jambi Merang Indra Shahab sudah memasuki masa purnabakti.

“Insya Allah, per 1 November saya sudah pensiun dari Pertamina,” ujar Indra kepada Dunia Energi di Jakarta, Kamis (31/10).

Meidawati, Direktur Utama PHE, secara terpisah membenarkan bahwa Indra Shahab, memasuki usia pensiun. “Kami masih menggodok calon pengganti Pak Indra sebagai GM,” ujar Meidawati dalam pesan singkatnya kepada Dunia Energi.

PHE Jambi Merang adalah salah satu back bone produksi PHE selain PHE ONWJ, OSES, dan Tomori. Dalam empat tahun terakhir, PHE ONWJ menyabet empat PROPER Emas. Dua dari tiga PROPER emas di antaranya diraih di saat perusahaan dipimpin Indra Shahab. Tahun ini, PHE Jambi Merang juga dijagokan bakal mempertahankan PROPER Emas untuk kali keempat secara berturut. (DR).