Kilang NGL (ilustrasi).

JAKARTA – Setelah melalui masa uji coba yang berlangsung sejak awal Februari 2013, kilang Natural Gas Liquids (NGL) Sumatera Selatan yang dikelola Pertasamtan Gas, dijadwalkan bakal beroperasi komersial secara penuh mulai 1 April 2013.

Pertasamtan Gas merupakan perusahaan patungan antara PT Pertamina Gas dan Samtan Co Ltd. Produksi NGL perusahaan ini, sudah mulai memasok LPG (Liquified Petroleum Gas) untuk kebutuhan domestik, dengan target produksi di 2013 ini sebesar 140.000 ton.

Lifting perdana LPG dari kilang NGL Sumatera Selatan tersebut, sudah dilakukan pada 6 Februari 2013, tepat dua bulan setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan pengoperasiannya pada 6 Desember 2012 di atas KRI Makassar di Teluk Jakarta.

VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir mengatakan, saat ini kilang itu masih dalam masa commissioning dan operational acceptance test dengan kapasitas produksi harian 30% dari kapasitas normal. Diharapkan kilang itu dapat beroperasi komersial secara penuh pada 1 April 2013.

“Pertamina menargetkan produksi kilang NGL Sumatera Selatan bisa mencapai 140.000 ton tahun ini, sehingga dapat memperkuat pasokan LPG nasional yang kebutuhannya terus meningkat, seiring keberhasilan program konversi minyak tanah ke LPG 3kg,” kata Ali Mundakir, awal Maret 2013.

Ia menambahkan, keberadaan kilang NGL Sumatera Selatan sangat penting, terutama ditengah kebutuhan LPG yang tinggi dan sebagian besarnya bersumber dari pasokan impor.

Kilang NGL Sumatera Selatan dioperasikan oleh Pertasamtan Gas yang merupakan usaha patungan antara Pertamina Gas dan Samtan Co Ltd, dengan komposisi kepemilikan saham 66% dan 34%. Biaya investasi pembangunan kilang itu mencapai sekitar USD 193 juta.

Dalam operasi komersial, kata Ali, kilang tersebut berkapasitas produksi 710 ton LPG per hari, atau setara dengan 4,5% kebutuhan LPG nasional. Kilang itu juga memproduksi kondensat sebanyak 2.024 barel per hari, dengan bahan baku gas sebanyak 250 MMscfd dari Pertamina EP Sumatera Selatan.

“Pertamina menyerap 100% hasil produksi kilang NGL Sumatera Selatan untuk masa kontrak minimal 10 tahun dengan harga beli mengacu pada Contract Price Aramco-Alpha,” tuturnya.

Pertamina, lanjut Ali, berkomitmen untuk terus meningkatkan kehandalan pasokan LPG nasional dengan terus memperkuat infrastruktur LPG domestik, seperti kilang, depot, dan angkutan transportasi LPG baik laut maupun darat.

Upaya penguatan infrastruktur tersebut, lanjutnya, sangat memerlukan dukungan investasi-investasi baru yang tidak sedikit. Apalagi mengingat wilayah Indonesia yang merupakan negara kepulauan, yang melahirkan tantangan berupa jalur distribusi yang paling rumit di dunia.

(Abdul Hamid / duniaenergi@yahoo.co.id)