JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memastikan keuangan perusahaan tetap sehat jika memang perusahaan jadi melakukan akuisisi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pelabuhan Ratu.

Arsal Ismail, Direktur Utama PTBA, menyatakan manajemen tidak akan terburu dalam memutuskan kelanjutan rencana akuisisi PLTU Pelabuhan Ratu.

“Ini semuanya masih dalam proses, kami harapkan proses akan memberikan manfaat, apalagi pembiayaan itu yang masih mruah dan itu menggunakan green financing. Itu kita belum tahu nilainya berapa tidak menganggu cashflow perusahaan,” kata Arsal dalam konferensi pers, Kamis (27/10)

Pada 18 Oktober 2022, di Bali, PTBA dan PLN telah menandatangani Principle Framework Agreement yang merupakan perjanjian awal kerjasama dalam rangka pelepasan aset PLN berupa PLTU.

Arsal juga menjelaskan, meski perseroan belum mengetahui pasti valuasi dari PLTU Pelabuhan Ratu itu, pihaknya meyakini aksi ini akan memberikan dampak positif bagi perseroan dan PLN.

“Kami juga nanti melihat belended financing yang akan difasilitasi oleh Kementerian BUMN. Ini semua masih dalam proses. Kami harapkan proses yang akami lakukan ini akan memberi manfaat kedua belah pihak,” ujar Arsal.

Pada Kuartal III tahun 2022 PTBA membukukan laba bersih sebesar Rp 10,0 triliun, naik 110 % dibanding periode sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 4,8 triliun.
Pencapaian laba bersih didukung dengan pendapatan sebesar Rp 31,1 triliun, meningkat 60 % dibanding periode yang sama tahun lalu.

Total aset perusahaan per 30 September 2022 sebesar Rp 41,2 triliun, meningkat 28 % dibanding Kuartal III 2021 yang sebesar Rp 32,2 triliun. (RI)