JAKARTA – Penuntasan proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) yang digarap PT Chevron Pacific Indonesia diprediksi kembali molor. Pasalnya, hingga akhir 2019 ini belum ada tanda-tanda signifikan kelanjutan proyek tersebut.

Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan sampai sekarang belum terlalu banyak progress yang bisa diharapkan dari IDD. SKK Migas pun realistis dengan target yang ada.

Salah satu proyek laut dalam pertama dan terbesar di Indonesia itu semula ditargetkan selesai pada 2024, tapi kemungkinan akan mundur menjadi 2025.

“IDD, Kalimantan Timur yang saat ini dipegang Chevron kami harapkan bisa di 2024 atau mungkin 2025,” kata Dwi di Kantor SKK Migas, Jakarta, Kamis (19/12)

Perkiraan ini tentu melewati apa yang sudah dipatok SKK Migas pada awal tahun. Proyek IDD ini diharapkan bisa selesai dan mulai menyemburkan gas pada 2023 – 2024.

SKK Migas masih menantikan revisi rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) dari Chevron yang tidak kunjung diserahkan.

“IDD kan kami menunggu tindak lanjut dari Chevron, seperti apa misalnya. Kami hitung  2020 proyeknya sendiri belum ada kejelasan,” ujarnya.

Meskipun begitu, Dwi meyakini cepat atau lambat IDD pasti akan dikembangkan. Pasalnya kebutuhan gas juga akan makin meningkat. SKK Migas pun kata dia tidak mengkhawatirkan kepastikan konsumen dari gas IDD.

“Tapi IDD dengan suplai ke Kalimantan Timur saya kira enggak begitu worry (khawatir) mengenai marketing (pasar gas). Tapi tetap kan harus ada proses,” kata Dwi.

Proyek IDD direncanakan memiliki kapasitas terpasang sebesar 1,1 miliar kaki kubik gas alam dan 47 ribu barel kondensat per hari.

Saat ini kepemilikan saham Chevron pada proyek IDD sebesar 63%. Sisanya, dikuasai mitra usaha seperti Eni, Tip Top, Pertamina Hulu Energi, dan Mitra Muara Bakau.

Chevron sendiri dikabarkan tengah melakukan pembicaraan dengan para mitra mengenai nasib kelanjutan konsorsium IDD.

Fatar Yani Abdurrahman, Wakil Kepala SSKK Migas pernah mengatakan bahwa pihak Chevron akan melaporkan ke pemerintah tentang kelanjutan kerja sama dengan mitra mereka di proyek IDD.

“Saya tidak tahu mereka cari partner atau lagi cari mekanisme lain. Pokoknya bagaimana caranya itu biar jalan, entah itu pakai cara apa,” kata Fatar.(RI)