JAKARTA – Beberapa program prioritas hilir gas digarap oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Salah satu fokus utama tahun ini adalah melanjutkan pembangunan pipa gas transmisi ruas Cirebon – Semarang (Cisem).

Arifin Tasrif, Menteri ESDM, menjelaskan pemerintah baru saja menyelesaikan tender untuk menentukan perusahaan yang akan membangun pipa Cisem.

“Progres pembangunan infrastruktur migas tersebut hingga 31 Maret 2022 yaitu pembangunan transmisi pipa Cirebon-Semarang (Cisem) telah memasuki proses tender dengan target penandatanganan kontrak tanggal 17 Mei 2022,” ungkap Arifin di parlemen (13/4).

Pembangunan pipa transmisi Cirebon-Semarang yang akan dibangun sepanjang 260 km. Pada tahap I akan dibangun ruas Semarang-Batang sepanjang kurang lebih 62 km dan diperkirakan rampung tahun 2023.

Pembangunan pipa Cisem sempat menjadi polemik pada tahun lalu. Setelah proyek ini terus tertatih-tatih selama 15 tahun dan siap dilanjutkan ternyata kontraktor pemenang tender yakni PT Rekayasa Industri (Rekind) justru memilih mundur. Kementerian ESDM dan  BPH Migas sempat berselisih dan memiliki pandangan masing-masing siapa yang akan melanjutkan pembangunan pipa.

Arifin Tasrif, Menteri ESDM, sebelumnya menyatakan untuk mengambil alih proyek Cisem. Dalam surat bernomor T-133/MG.04/MEM.M/2021 tertanggal 1 April 2021, Menteri ESDM diketahui meminta agar proyek pipa gas Cisem digarap dengan dana APBN. Hal itu dilakukan Arifin lantaran BPH Migas menetapkan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR)  sebagai pengganti Rekind.

Arifin akhirnye menganulir keputusan BPH Migas, pasalnya, menurut dia penetapan calon pemenang lelang urutan kedua yakni PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dengan syarat dan ketentuan keekonomian yang sama pada saat lelang tahun 2006 berpotensi membuat proyek tidak akan terlaksana.

Hal ini karena volume pasokan dan kebutuhan gas yang disyaratkan keekonomian proyek tidak dapat dipenuhi. Kedua, terjadinya gagal bangun dalam hal tidak terdapat penyesuaian syarat dan ketentuan (terms and conditions) sesuai dengan kondisi sekarang.

Selain itu, keputusan ini juga untuk mendukung pelaksanaan Perpres Nomor 79 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan Kendal-Semarang – Salatiga – Demak – Grobogan, Kawasan Purworejo – Wonosobo – Magelang – Temanggung, dan Kawasan Brebes – Tegal – Pemalang.

Dengan adanya Perpres tersebut maka diperlukan percepatan penyelesaian pembangunan pipa gas Cisem. Arifin menyebut dengan anggaran APBN,  penetapan toll fee hanya didasarkan pada biaya operasi dan maintenance.

Selanjutnya adalah jaringan gas bumi untuk rumah tangga (jargas) yang akan dibangun sebanyak 40.777 sambungan rumah (SR) di 12 kabupaten/kota, sebanyak 3 paket telah ditandatangani kontraknya pada 14 Maret 2022, 1 paket ditandatangani 6 April 2022 dan 1 paket masih dalam proses tender. “Kontraknya ditargetkan ditandatangani 29 April 2022,” ujar Arifin.

Program pembangunan jargas telah dilaksanakan Kementerian ESDM c.q Ditjen Migas sejak tahun 2009 dan hingga saat ini total telah terbangun 662.431 SR. Tujuan pembangunan jargas adalah memberikan akses energi kepada masyarakat, menghemat pengeluaran biaya bahan bakar gas bumi, membantu ekonomi masyarakat menuju ekonomi masyarakat mandiri dan ramah lingkungan dan mengurangi beban subsidi BBM dan/atau LPG pada sektor rumah tangga.

Program berikutnya adalah pembagian paket perdana konverter kit (konkit) untuk nelayan dan petani sasaran. Arifin menjelaskan saat ini dalam proses penetapan penugasan. Untuk tahun ini, sebanyak 30.000 paket konkit untuk nelayan akan dibagikan di 15 provinsi. Sedangkan untuk petani akan dibagikan sejumlah 30.000 paket di 16 provinsi.

Program Konversi BBM ke BBG untuk Petani dilaksanakan sejak tahun 2019 sejumlah 1.000 unit dan pada tahun 2020 telah didistribusikan sejumlah 10.000 unit. Pada tahun 2021, telah didistribusikan 3.448 paket. Sedangkan pembagian paket perdana untuk nelayan telah dilaksanakan sejak 2016. Hingga tahun 2019, telah dibagikan 60.859 paket perdana. Sedangkan tahun 2020 dibagikan 25.000 paket. (RI)