JAKARTA – Kebangkitan pasar modal dan keuangan Amerika Serikat pasca kepastian kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat menahan kejatuhan harga minyak.
Harga minyak patokan AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 29 sen, atau 0,6 persen, ke level US$45,27 per barel. Sementara itu, Brent North Sea naik 32 sen, atau 0,7 persen, menjadi US$46,36 per barel pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB)
“Jika Anda hanya melihat penutupan hari ini versus penutupan kemarin, tidak banyak yang terjadi. Tapi, ada turun naik hampir dua dolar AS per barel di tengahnya,” kata James Williams, presiden konsultan energi WTRG Economics di Arkansas.
Harga minyak mentah anjlok empat persen mendekati US$43 per barel, dekat terendah dua bulan, pada Selasa larut malam seiring hasil pemilihan yang menunjukkan para pemilih AS mengambil Trump sebagai presiden.
Aksi jual yang merupakan bagian dari reaksi pasar berbasis luas, di mana para investor pada Selasa larut malam melepas aset-aset berisiko seperti saham dan dolar yang sejak itu nilainya telah pulih.
“Pasar minyak mulai pulih dari posisi terendah mereka semalam, setelah menjadi jelas bahwa Trump telah memenangkan pemilu,” Williams mencatat.
Dengan kemenangan Trump, beberapa analis mengatakan ada faktor-faktor yang mendukung harga minyak seperti pergeseran potensial dalam kebijakan AS terhadap Iran.
Trump telah mengkritik kesepakatan nuklir Barat dengan Iran, sebuah kesepakatan yang telah memungkinkan Teheran untuk meningkatkan ekspor minyak mentahnya secara tajam pada tahun ini. Iran mengatakan Trump harus tetap berkomitmen kepada kesepakatan.
Pemerintahan Obama mengatakan akan tetap berkomitmen terhadap kesepakatan Iran sampai bulan-bulan terakhir.
“Ini masih harus dilihat apakah Presiden AS Trump akan mencabut perjanjian nuklir dengan Iran yanga ia telah kritik sangat keras. Jika demikian, harga minyak mungkin akan naik,” kata Commerzbank dalam sebuah catatan.
Namun demikian, analis lain mengatakan upaya-upaya Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menopang harga minyak baru saja menjadi jauh lebih sulit dengan kemenangan Trump. OPEC akan dihadapkan pada permintaan yang lebih lemah untuk minyak mentah jika pertumbuhan ekonomi global melambat di tengah kemenangan Trump. Serta prospek peningkatan produksi minyak AS berkat janji Trump untuk membuka semua daratan dan perairan federal untuk eksplorasi bahan bakar fosil.(AT/ANT)
Komentar Terbaru