LOMBOK – Sebanyak 17 lembaga penyalur BBM Satu Harga secara resmi beroperasi secara serentak haru ini. Ke-17 titik yang diresmikan serentak berlokasi di Kabupaten Lombok Tengah, Musi Banyuasin, Seruyan, Malinau, Sintang, Ketapang, Bengkayang, Landak, Melawai, Boven Digoel, Merauke, Siangkil, Lamandau, dan Tambrauw. Selain di Lombok Tengah, peresmian melalui video conference dilakukan di 3 lokasi yakni Kabupaten Musi Banyuasin, Landak, dan Bengkayang.

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan kehadiran BBM yang terjangkau bagi masyarakat diharapkan mampu ikut mengkerek perekonomian di wilayah pelosok.

“Sekali lagi saya sampaikan bahwa melalui kebijakan BBM Satu Harga ini diharapkan daerah 3T di luar Jawa dapat menikmati BBM yang harganya sama dengan di pulau Jawa sehingga keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat terwujudserta memberikan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah,” kata Arifin disela peresmian secara virtual, Kamis (16/9).

Arifin menyatakan sejak tahun 2020 program BBM satu harga yang dimulai sejak 2017 sudah terbangun lebih dari 250 stasiun penyalur. Dengan tambahan 17 lembaga penyalur, maka di 2021 ini sudah ada 44 penyalur dari target 77 penyalur. “Dalam sisa waktu yang kurang lebih tiga bulan lagi target 2021 bisa dipenuhi,” ungkap dia.

Menurut Arifin, pemerintah mentargetkan hingga tahun 2024 terbangun 584 lembaga penyalur BBM satu harga di seluruh Indonesia. Agar bisa tercapai maka paling tidak minimal dalam setahun ada 80 titik baru tempat dibangunnya lembaga penyalur BBM satu harga.

“Dalam rentang waktu kurang lebih tiga tahun kita miliki tantangan untuk bisa bangun 80-100 lembaga penyalur per tahun untuk itu diperlukan upaya dan niat yang keras. Tentuya pemilihan lokasi BBM satu harga kita sudah punya kriteria ini dilakukan di daerah 3T. ini tentu saja butuh survey dan upaya bagaimana bisa membangun itu,” jelas Arifin.

Erika Retnowati, Kepala Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas), menegaskan peran Pertamina sangat vital dalam merealisasikan target pemerintah tersebut. Dia meminta Pertamina mengambil langkah strategis untuk membangun lembaga penyalur.

“Tidak hanya upaya pemerintah yang menggenjot pembangunan ini, juga PT Pertamina (Persero) sebagai Badan Usaha Penerima Penugasan untuk dapat mengakselerasi pelaksanaan pembangunan penyalur sehingga target tahun 2021 dapat tercapai,” kata Erika.