JAKARTA – PT Pertamina (Persero) akan menjadikan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai energi utama dalam kegiatan operasionalnya. Total ada sekitar 1,5 Gigawatt (GW) kebutuhan energi yang akan dipasok pembangkit listrik berbasis EBT.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina,  mengungkapkan salah satu pembangkit EBT yang akan menjadi fokus untuk digunakan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pertamina akan membangun PLTS untuk memasok listrik ke fasilitas produksi di hulu maupun operasional di bisnis hilir.

““Kami bisa bangun panel surya di semua kilang untuk menjadi bauran energi di sana, dan juga di terminal bahan bakar minyak (BBM),” kata Nicke disela dalam peresmian PLTS Atap di 63 SPBU Pertamina secara virtual, Jumat (18/12).

Untuk memulai target tersebut, Pertamina kini menggunakan PLTS Atap di 63 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang dikelola perseroan.

Menurut Nicke, dengan pembangunan PLTS Atap di SPBU akan bisa membantu pemerintah dan juga PT PLN (Persero) dalam meningkatkan bauran energi terbarukan di sektor ketenagalistrikan.

Untuk bisa berkontribusi dalam meningkatkan EBT dalam bauran energi nasional Pertamina akan menugaskan PT Pertamina Power Indonesia (PPI), subholding listrik dan Energi Terbarukan untuk menggarap potensi penggunaan EBT di seluruh bisnis Pertamina.

“Dengan memulai dari halaman kami sendiri dan dengan kapasitas cukup, kami harapkan competitiveness ini bisa terjadi karena economic scale bisa terpenuhi,” ungkap Nicke.

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan transisi energi menuju energi bersih adalah suatu keniscayaan yang sudah tidak bisa dihindari lagi. Untuk itu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor energi harus bisa bekerja sama dalam melakukan transisi tersebut.

Dia menyambut positif langkah Pertamina untuk melakukan transisi untuk memenuhi kebutuhan listriknya dari pembangkit EBT. Karena langkah itu akan berdampak besar dalam pengurangan emisi gas rumah kaca.

Menurut Arifin, Pertamina sudah seharusnya mengikuti tren tersebut untuk meningkatkan pengaruh perusahaan dibanding perusahaan energi dunia lainnya. Sejauh ini, Pertamina telah berhasil mengembangkan energi panas bumi, biogas, dan biodiesel.

“Ini harus dikembangkan karena kita punya sumber daya yang memadai. Untuk itu, Pertamina perlu kerja sama dengan perusahaan energi dalam negeri lainnya, seperti PLN, sehingga bisa tumbuh bersama,” kata Arifin.(RI)