JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menyiapkan opsi untuk menerbitkan global bond atau surat utang internasional untuk memperkuat kemampuan investasi.

Gigih Prakoso, Direktur Utama PGN, mengatakan wacana untuk menerbitkan global bond sudah mulai dibicarakan menyusul kesuksesan PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero).

“Dengan keberhasilan Pertamina dan PLN mendapatkan rate yang sangat bagus dengan jangka waktu 10-30 tahun, sebenarnya kami juga ingin sih. Namun kami lihat kebutuhan juga,” kata Gigih di Jakarta, Kamis (8/8).

Namun demikian Gigih belum mau membeberkan nilai global bond, karena masih dalam pembicaraan awal. PGN tengah melakukan kajian sejauh mana kebutuhan penambahan dana baru bagi perusahaan.

“Terus terang sih belum terlalu detail pembicaraannya. Kami masih lebih ke internal saja, tapi kalau kebutuhannya ada, pasti akan butuh,” ungkapnya.

Gigih optimistis jika jadi diterbikan PGN juga akan mendapatkan rate bagus. Ini dibuktikan dengan telah mendapatkan bridging loan dari Bank Mandiri pada awal tahun ini.

“Kami sudah mendapatkan bridging dari Bank Mandiri US$350 juta. Kami akan menggunakan bridging itu dulu untuk kebutuhan-kebutuhan capex. Capex kami pada 2019 kan targetnya sekitar US$500 jutaan, namun realisasi semester I masih di bawah itu ya,” kata Gigih.

Menurut Gigih, dengan adanya pinjaman tersebut kemampuan finansial PGN masih positif. Namun jika dari hasil kajian tim keuangan perusahaan masih membutuhkan dana segar maka global bond baru akan diterbitkan.

“Kalau nanti ada kebutuhan yang lebih,  tentu kami akan coba sounding ke market lagi, karena sekarang kondisi market lagi bagus ya. Apalagi kami nanti mau issue bond atau global Bond,” kata Gigih.(RI)