JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menganggarkan dana US$12,2 miliar untuk melakukan investasi di Timur Tengah. Hingga Juni 2016, total ada enam proyek yang sudah ditandatangani.
“Termasuk yang terakhir adalah perjanjian antara PT Pertamina (Persero) dengan National Iran Oil Company untuk suplay LPG 80.000 ton. Perjanjian mensupplay crude Iran ke Indonesia serta akses Indonesia untuk melakukan ekspansi lapangan minyak di Iran,” ujar Sudirman Said, Menteri ESDM di Jakarta, Senin (27/6).
Menurut Sudirman, untuk penyaluran minyak mentah dilakukan dengan opsi melibatkan pihak swasta dengan kapasitas kilang sebesar 150 ribu barel per day (bph). Saat ini statusnya sudah diperoleh kesepakatan pembiayaan dan penandatanganan nota kesepahaman dengan total investasi 20% saham dan crude supply pada 31 Mei 2016 di Teheran.
“Pertamina juga sedang identifikasi apakah crudenya sesusai dengan kebutuhan di dalam negeri,” tukasnya.
Selain dengan Iran, kerja sama dengan negara Timur Tengah juga dilakukan dengan Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Ada dua kerja sama dengan Qatar yang saat ini sedang dijajaki.
Saat ini kerja sama pendanaan proyek PPP (SMI-QIA) dengan nilai investasi US$1 miliar telah disepakati co-funding project by project (infrastruktur) yang saat ini masih dalam konfirmasi ke pihak Qatar .
Kerjasama kedua adalah pembangunan proyek 2×250 MW Sumut (PJB-Nebras) dengan total investasi mencapai US$350 juta.Tindak lanjutnya persiapan signing JV Agreement. Sementara itu kerja sama dengan Arab Saudi yang saat ini sedang dijalankan adalah pembangunan kilang RDMP Cilacap dengan nilai kontrak US$5,5 miliar.(RI).
Komentar Terbaru