JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melakukan uji coba penggunaan 100% bahan bakar Dimethyl Ether (DME) pada kompor Liquefied Natural Gas (LPG) konvensional. Uji coba dilakukan Kelompok Pelaksana Penelitian dan Pengembangan (KP3) Aplikasi Produk, PPPTMGB LEMIGAS.

Dadan Kusdiana, Kepala Badan Litbang ESDM, mengungkapkan ada beberapa komponen pada kompor konvensional yang perlu diganti agar aliran DME ke kompor serta energi yang dihasilkan juga optimal.

“Salah satu modifikasi yang dilakukan saat ini adalah sistem pengapian kompor, terutama pada kepala burner dan nozzle,” kata Dadan, Rabu (7/10).

Dadan mengatakan modifikasi tersebut bertujuan agar pengguna kompor LPG konvensional yang ingin beralih ke bahan bakar DME tidak perlu lagi membeli kompor khusus untuk bahan bakar DME. Pengguna hanya perlu membeli onderdil kompor yang terkait dengan sistem pengapian, sehingga pembakaran dapat berlangsung lebih sempurna.

Hasil penelitian Litbang ESDM menunjukkan nyala api kompor hasil modifikasi berwarna biru dan stabil, efisiensi bahan bakar DME naik 10 persen (dari 55% menjadi 65%). Konsumsi bahan bakar DME 1,3 kali lebih banyak dibandingkan dengan LPG, namun lebih kecil dari perhitungan teori yang seharusnya 1,6 kali.

Cahyo Wibowo, peneliti KP3 Aplikasi Produk, menuturkan pengujian bahan bakar DME 100% juga diterapkan pada kompor semawar yang biasa digunakan UMKM (Usaha Menengah, Kecil dan Mikro) dan PKL (Pedagang Kaki Lima). Hasilnya, sistem pengapian tidak jauh berbeda dengan kompor LPG konvensional.

“Ini membuktikan bahwa kompor semawar, yang selama ini juga menggunakan LPG, juga punya potensial untuk beralih ke DME,” kata Cahyo.

Penelitian modifikasi kompor LPG konvensional ini disesuaikan dengan metode SNI 7368:2011 tentang kompor gas bahan bakar LPG satu tungku dengan sistem pemantik. Ada beberapa parameter, yaitu konsumsi satu jam tanpa beban, asupan panas, efisiensi, waktu pemanasan air dari suhu awal 200C hingga mencapai 900C, konsumsi energi untuk memanaskan air, serta nilai kalori. Parameter efisiensi juga menggunakan perbandingan kompor LPG konvensional dan kompor yang dimodifikasi menggunakan bahan bakar LPG dan DME 100 persen. Pemanasan menggunakan panci dengan ukuran bervariasi, sebesar 220-260 mm.

Modifikasi sistem pengapian pada kompor LPG juga dilatarbelakangi oleh sejumlah penelitian sebelumnya, Pada 2014, Tim KP3 Aplikasi Produk melakukan penelitian terhadap kompor LPG konvensional menggunakan LPG yang dicampur DME dan dan dibandingkan dengan LPG. Komposisi DME bervariasi, yaitu 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, dan 50%. Parameter yang digunakan adalah konsumsi panas, efisiensi bahan bakar dan kestabilan api.

Secara umum, hasil pengujian menunjukkan semakin tinggi kandungan DME pada campuran bahan bakar akan cenderung menurunkan asupan panas dan efisiensi kompor gas. “Masukan dari peneliti kompor gas semestinya didesain ulang secara tepat agar penggunaan DME sebagai bahan bakar juga tidak mengurangi kinerja kompor gas tersebut,” kata Dadan.

Mimpi agar DME bisa gantikan LPG dimulai dengan pengembangan pabrik hilirisasi batu baar menjadi DME yang dilakukan oleh gabungan tiga perusahaan yakni PT Bukit Asam Tbk, PT Pertamina (Persero) dan Air Product.

Proyek hilirisasi batu bara menjadi DME di Tanjung Enim itu ditargetkan selesai dan mulai berproduksi komersial 2025 dengan konsumsi batu bara sekitar enam juta ton per tahun selama minimal 20 tahun, untuk menghasilkan 1,4 juta ton DME per tahun-nya.

Kebutuhan biaya pembangunan pabrik hilirisasi nanti tidak akan dibebankan kepada Bukit Asam maupun Pertamina. Air Product nanti yang akan menangung biaya investasi sebesar US$2,4 miliar.(RI)