JAKARTA – Sejak adanya Paris Agreement isu lingkungan menjadi cukup menarik bagi industri batu bara karena mau tidak mau dituntut adaptif. Hal ini juga dialami PT Bukit Asam Tbk. Setiadi Wicaksono, Head of Strategy and Corporate Development Bukit Asam, mengatakan transformasi bisnis Bukit Asam kaitannya untuk mendukung target Net Zero Emission pemerintah pada 2060.

“Namun kita tidak bisa menutup mata terhadap ketahanan energi nasional dimana batu bara merupakan sumber daya yang cukup melimpah,” kata Setiadi pada DETalk Outlook 2022 : Masa Depan industri Batu bara Menuju Transisi Energi, Selasa (14/12).

Menurut Setiadi, arah baru Bukit Asam adalah beyond coal. Perusahaan tidak hanya menjual batu bara, namun juga menjadi perusahaan energi dengan mengembangkan pembangkit listrik..

“Beyond coal Bukit Asam konsepnya lebih ke arah pembangkit listrik EBT, dan hilirisasi batu bara. Ada tiga, pembangkit listrik, EBT, dan coal to chemical. Namun tidak menutup kemungkinan produk hilirisasi lain yang bisa dikembangkan Bukit Asam. Tapi saat ini fokus kami ketiga hal tadi,” katanya.

Singgih Widagdo, Ketua Indonesia Mining and Energy Forum, mengatakan pemerintah seharusnya memberikan pemetaan dari sekarang, sehingga jelas bagi perusahaan pertambangan untuk mempersiapkan menghadapi transisi energi. Net Zero Emission masih 2060, rata-rata dunia di atas 2050. Namun pemerintah Indonesia jangan terburu-baru, harus melihat hati-hati.

“Transisi masih panjang. Yang harus dipersiapkan pada saat industri pertambangan tumbuh kita terjebak ekspor lebih besar dari kebutuhan domestik, ini yang perlu dipetakan,” kata Singgih.

Sujatmiko, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Kementerian ESDM, mengatakan berdasarkan proyeksi global permintaan batu bara akan terus menurun ke depan. Apalagi pendanaan global sudah mulai mensyaratkan green product dan batu bara menjadi tantangan bagi pendanaan green global. Indonesia masih punya sumber daya cadangan signifikan batu bara. Batu bara masih menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

“Transisi energi bagaimana menyambungkan fakta dengan tren global ke depan. Saat ini kami sedang susun beberapa kebijakan yang akan menjadi koridor atau langkah menuju transisi energi,” kata Sujatmiko.

Menurut Sujatmiko, Direktorat Jenderal Minerba Kementerian ESDM sudah mencoba inisiasi roadmap pengembangan batu bara agar bisa dikembangkan secara berkelanjutan. Ada dua hal, visi untuk meningkatkan ketahanan energi nasional dan optimalisasi pemanfaatan batu bara dalam negeri. “Misinya agar batu bara bisa dimanfaatkan secara optimal dengan tetap menjaga lingkungan,” katanya.(RA)