JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menargetkan peningkatan produksi LNG untuk tahun 2023. Kebutuhan tinggi di pasar internasional diharapkan jadi momentum tepat untuk meningkatkan penerimaan negara dari penjualan LNG.

Kurnia Chairi, Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, menuturkan peningkatan produksi bertujuan untuk bisa memanfaatkan tingginya permintaan gas di pasar internasional termasuk di pasar spot. “Kami akan coba mencoba dari uncommitted kargonya, namun dari arah kebjakan kami utamakan domestik.
Tahun 2023 ini sekitar 204 sampai 206 kargo perkiraan,” kata Kurnia dalam konferensi pers, Rabu (18/1).

Kilang LNG Tangguh milik BP akan jadi tumpuan untuk peningkatan produksi tahun ini. Tahun ini Tangguh ditargetkan memproduksi lebih dari 120 kargo. Sementara untuk kilang LNG Bontang masih sama seperti realisasi tahun 2022 yakni 81 kargo.

“Kita merencanakan di Bontang ini ada 81 kargo dan sedangkan dari Tangguh 124 sampai 126 kargo,” ujar Kurnia.

Sementara untuk realisasi produksi LNG tahun 2022 yakni sebesar 195,7 kargo dimana 81 kargo diproduksi oleh kilang Bontang dan sisanya 114,7 kargo berasal dari kilang LNG Tangguh. “Ada 140,3 yang diperuntukkan untuk ekspor dan domestik 55,8 kargo,” kata Kurnia.

Sementara itu, Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, menuturkan LNG bakal jadi salah satu bisnis hulu migas paling utama yang akan dijaga iklim investasinya. Dia mengklaim pemerintah menaruh perhatian serius untuk menjaga agar para investor tetap berinvestasi sehingga produksi gas bisa dijaga.

“Potensi LNG ini akan meningkat ke depan, artinya jangan sampai investor atau KKKS berinvestasi gas dan LNG ini ragu-ragu ini kita meyakinkan berkurang permasalahan untuk menjual,” kata Dwi.