JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memproyeksikan target volume penjualan batu bara 2020 tidak akan tercapai sebagai dampak pandemi virus Corona atau Covid-19 di berbagai belahan dunia. Pada tahun ini Bukit Asam menargetkan volume penjualan 29,9 juta ton, yang terdiri dari penjualan batu bara domestik sebesar 21,6 juta ton dan penjualan batu bara ekspor sebesar 8,3 juta ton.

Target penjualan 2020 naik 8% dibanding realisasi penjualan batu bara 2019 sebesar 24,7 juta ton. Peningkatan target penjualan tersebut rencananya akan ditopang penjualan ekspor untuk batu bara medium to high calorie ke premium market sebesar 2,3 juta ton.

Hadis Surya Palapa, Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, mengatakan dampak Corona terhadap kinerja masih akan di-review terus, karena perubahannya cepat sekali.

“Penjualan sangat mungkin akan terkoreksi karena beberapa negara tujuan ekspor sudah mulai melakukan lockdown ataupun pembatasan permintaan batu bara,” kata Hadis kepada Dunia Energi, Senin (6/4).

Menurut Hadis, operasional Bukit Asam masih normal. Walaupun ada pembatasan pergerakan dan perpindahan orang untuk memutus rantai Covid-19.

“Proyek belum ada yang ditangguhkan, namun potensi delay sudah jelas di depan mata,” katanya.

Bukit Asam merencanakan produksi batu bara sebesar 30,3 juta ton sepanjang tahun ini atau naik 4% dari realisasi 2019 yang sebesar 29,1 juta ton. Bukit Asam juga mematok target angkutan menjadi 27,5 juta ton atau meningkat 13% dan realisasi angkutan kereta api 2019 sebesar 24,2 juta ton.

Guna mendukung optimasi pengangkutan batu bara Bukit Asam telah bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia. Pada 2020 direncanakan akan menyelesaikan proyek angkutan batu bara jalur kereta api Tanjung Enim -Tarahan untuk kapasitas 25 juta ton per tahun.

Pada 2020, Bukit Asam menganggarkan investasi sebesar Rp 4 triliun yang terdiri dari Rp 200 miliar untuk investasi rutin dan sisanya Rp 3,8 triliun untuk investasi pengembangan.(RA)