DUBAI – Untuk mencapai pembangunan ekonomi berkelanjutan dan mencegah dampak buruk perubahan iklim yang tidak terkendali, diperlukan pemanfaatan semua sumber energi rendah karbon, termasuk tenaga nuklir. Berbagai penelitian mengkonfirmasi bahwa tujuan net zero emission global hanya dapat dicapai pada tahun 2050 dengan investasi yang cepat, berkelanjutan, dan signifikan pada energi nuklir. Demikian disampaikan Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) dalam Konferensi COP28 UEA di Dubai, Jumat(1/12/2023).

IAEA dan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim memandang nuklir sebagai bagian penting dari solusi terhadap perubahan iklim dan energy insecurity. Sejak awal abad ke-21, tenaga nuklir telah mencegah pelepasan sekitar 30 gigaton gas rumah kaca. Saat ini, pembangkit listrik ini menyediakan seperempat listrik ramah lingkungan di dunia dan berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

“Tenaga nuklir yang berketahanan dan kuat mempunyai potensi untuk memainkan peran yang lebih luas dalam upaya menuju net zero emission, sekaligus memastikan tingkat keselamatan dan keamanan nuklir tertinggi,” kata Direktur Jendral IAEA Rafael Mariano Grossi.

Hal tersebut tentunya dapat membantu mendekarbonisasi pemanasan distrik, desalinasi, proses industri dan produksi hidrogen. Tenaga nuklir tidak mengeluarkan gas rumah kaca (GRK) saat diproduksi dan berkontribusi terhadap keamanan energi dan stabilitas jaringan listrik, sekaligus memfasilitasi penggunaan tenaga surya dan angin secara lebih luas.

Secara lokal, program ini mengurangi polusi udara, yang merupakan salah satu krisis kesehatan masyarakat terbesar saat ini yang menyebabkan kematian 8 juta orang setiap tahunnya. Kemajuan teknologi inovatif yang bertanggung jawab, termasuk reaktor modular kecil, bertujuan untuk membuat pembangkit listrik tenaga nuklir lebih mudah dibangun, lebih fleksibel untuk digunakan dan lebih terjangkau, yang merupakan hal yang sangat penting bagi negara-negara berkembang.

“Untuk membangun jembatan rendah karbon menuju masa depan, kita harus menjaga pembangkit listrik tenaga nuklir yang beroperasi tetap melayani kita saat ini. Manajemen dan perbaikan masa pakai pabrik yang berkelanjutan memastikan keselamatan dan keandalan armada yang ada, memungkinkannya menyediakan energi dekarbonisasi ke jaringan listrik dan sektor lainnya,” ujar Rafael Mariano Grossi.

Rafael Mariano Grossi menyampaikan, pada kesempatan Sesi ke-28 Konferensi Para Pihak (COP28) Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), yang diselenggarakan oleh Pemerintah Uni Emirat Arab, IAEA dan negara-negara anggota yang merupakan produsen energi nuklir bekerja sama untuk mempromosikan manfaat penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai dengan mengakui bahwa semua teknologi rendah emisi yang tersedia harus diakui dan didukung secara aktif.
Net zero membutuhkan tenaga nuklir,” kata Rafael Mariano Grossi. (RA)