JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Refinery and Petrochemical Pertamina, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) tahun ini menargetkan realisasi investasi pengembangan kilang Balikpapan mencapai US$4,1 miliar.

Djoko Priyono, Direktur Utama KPI, menjelaskan pada akhir tahun 2021 tercatat realisasi investasi Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan mencapai US$2,045 miliar.

“Untuk penyerapan di akhir tahun 2022 ini, dengan nilai investasi US$7,2 miliar setelah melakukan optimasi, dari US$9 miliar, maka kita targetkan di 2022 penyerapan investasi proyek RDMP sebesar US$4,1 miliar atau setara Rp59 triliun atau 57% dari keseluruhan nilai proyek,” jelas Djoko, di Jakarta, Rabu (23/2).

Djoko menuturkan untuk menjalankan RDMP Balikpapan, Pertamina menjalin sinergi pendanaan atau project financing selain dari dana cash atau ekuitas dari Pertamina. Saat ini juga secara intens dilakukan penjajakan kerjasama dengan calon mitra strategis untuk equity partner.

“Ini sudah kami lakukan MoU dan sekarang sedang melakukan due diligence dengan Indonesia dan Mubadalah ini. Juga kerjasama untuk project financing yang melibatkan Export Credit Agency, serta komersial bank serta sektor perbankan nasional (Himbara),” jelas Djoko.

Proyek RDMP ini akan mendongkrak kapasitas pengelolaan produk dari 260 ribu barel per hari (BPH) menjadi 360 ribu BPH. Proyek ini sendiri ditargetkan rampung pada 2023. Selain itu, proyek RDMP ini juga untuk peningkatan kualitas produk menjadi standar Euro V. Selanjutnya, Perusahaan juga akan merampungkan RFCC dan Alkylation Complex pada Semester I 2024 dan unit penghasil HOMC (BBM berkadar RON tinggi) pada Semester II 2024. (RI)