JAKARTA – Realisasi produksi LNG Indonesia dari dua kilang LNG utama yakni Bontang dan Tangguh hingga bulan Maret atau kuartal I tahun 2022 mencapai 42 kargo. Secara detail produksi kilang Bontang mencapai 20,4 kargo dan Tangguh 21,6 kargo.

Arief Setiawan Handoko, Deputi Monetisasi dan Keuangan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), menjelaskan dari 42 kargo yang telah diproduksi 27,4 kargo diantaranya diserap oleh pasar domestik sementara sisanya 14,6 kargo diekspor ke konsumen yang ada di luar negeri. “Jadi memang bisa dilihat domestik lebih besar dibandingkan LNG yang kita ekspor,” kata Arief di Jakarta akhir pekan ini.

Sektor tenaga listrik masih jadi konsumen utama pasar domestik LNG hingga tiga bulan pertama tahun ini. Sektor kelistrikan menyerap 14,4 kargo LNG sementara sisanya diperuntukan untuk industri dan pabrik pupuk.

Untuk tahun ini Arief menuturkan LNG yang diproduksi ditargetkan mencapai 200,8 kargo dengan perincian Bontang 82,1 kargo dan kilang Tangguh 118,7 kargo.

Dia menuturkan kemungkinan hingga akhir tahun ini tidak ada LNG yang dijual di pasar spot. Hanya ada satu LNG di bulan Maret lalu yang di jual ke perusahaan trading milik Pertamina. “2022 LNG sampai akhir tahun 200an kargo spot tahun ini kuartal I ada satu kargo kita jual ke PTT tradingnya Pertamina yang mereka jual lagi. Ke depan kita nggak tahu apakah ada excess produksi di East Kalimantan (Bontang), yang jelas tidak mungkin ada spot kargo dari Tangguh,” ungkap Arief. (RI)