JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN hingga Agustus 2020 telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$120 juta. Realisasi tersebut masih kurang dari 50% batas minimal alokasi anggaran capex yang disiapkan subholding gas PT Pertamina (Persero) itu sebesar US$300 juta – US$500 juta.

Rachmat Hutama, Sekretaris Perusahaan PGN, mengatakan detail investasi yang dibelanjakan sebanyak US$62 juta dialokasikan untuk mendukung usaha hulu (upstream) dan untuk bisnis hilir (downstream) sebesar US$58 juta. Serta  pengembangan fiber optic sebesar US$3 juta.

“Pengembangan bisnis hulu meliputi pengembangan blok minyak dan gas, termasuk Lapangan West Pangkah dan Sidayu,” kata Rachmat, Kamis (1/10).

Rachmat mengungkapkan perkembangan  West Pangkah saat ini secara keseluruhan telah mencapai sekitar 82%. Pada proyek Lapangan Sidayu, perkembangan pekerjaan fabrikasi pembangunan dua platform sudah mencapai progress 78%.

Untuk pengembangan di bisnis hilir, meliputi pembangunan pipa minyak Rokan, pipa transmisi Gresik – Semarang, pengembangan pipa distribusi, pipa distribusi Kuala Tanjung, dan pengembangan fiber optic.

“First welding di pipa minyak Rokan telah dilakukan, dan ditargetkan COD penuh mulai semester I 2022,” kata Rachmat.

Pipa minyak Rokan dikerjakan anak usaha PGN,  PT Pertamina Gas (Pertagas) dan menjadi salah satu proyek prioritas Pertamina sebagai persiapan menjadi operator di salah satu blok miyak terbesar di Indonesian itu pada Agustus 2021 mendatang.

Menurut Rachmat, PGN dalam perannya sebagai subholding gas Pertamina, secara berkelanjutan akan menjalankan kegiatan operasional dan investasi agar dapat menciptakan multiplier effect perekonomian nasional.

“PGN senantiasa berusaha untuk menjangkau wilayah-wilayah ekonomi baru yang memiliki potensi ekonomi yang baik, termasuk menjaga kehandalan infrastruktur gas bumi,” kata Rachmat.(RI)