JAKARTA – Kekhawatiran akan pasokan energi untuk dalam negeri makin meningkat seiring dengan melonjaknya harga berbagai komoditas di pasar internasional. Dewan Energi Nasional (DEN) sendiri menilai ketanahan energi Indoensia masih dalam koridor yang cukup aman meskipun di luar terjadi berbagai gejolak.

Djoko Siswanto, Sekretaris DEN, menilai sumber daya alam Indonesia sangat membantu untuk kondisi seperti sekarang dimana bahan baku energi semua tersedia di tanah air, bahkan Indonesia justru masih bisa ekspor berbagai komoditas seperti batu bara maupun gas alam.

“Gas kita juga masih ekspor dalam bentuk LNG dan gas pipa. Untuk EBT kita masih 11,7% jadi perlu mengejar target 23% di 2025. Namun demikian dengan fakta yang ada, indeks ketahanan energi kita berada di angka 6,57. Artinya masuk dalam kategori tahan,” ujar Djoko CNBC TV Indonesia, Senin (7/3).

Dalam menentukan indeks ketahanan energi nasional, variabel harga menjadi salah satu faktor yang nilai cukup tinggi. Karena itu dengan kebijakan pemerintah yang telah memberlakukan harga DMO batu bara untuk pembangkit listrik PLN maksimal sebesar US$70 per ton, sangat berpengaruh terhadap indeks angka ketahanan energi.

“Belajar dari pengalaman pemerintah menetapkan harga batu bara US$70 per ton sehingga ini menjadi cukup bagus angka daripada indeks ketahanan energi,” ungkap Djoko.

Sapto Aji Nugroho menegaskan kondisi pasokan energi primer untuk PLN mulai dari BBM, batu bara dan gas saat ini masih dalam kondisi aman.

“Sehingga cukup terjamin saat ini di pembangkit kami. Terkait dengan gas kita punya kontrak jangka panjang sehingga pengadaan kita baik dan aman, untuk BBM kita dapat support dari Pertamina,” ujar Sapto. (RI)