JAKARTA – Pemerintah menjadikan sektor energi sebagai salah satu prioritas utama dalam upaya mengoptimalkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Sektor energi yang akan dioptimalkan penggunaan kandungan dalam negerinya adalah industri minyak dan gas (migas), industri pendukung pembangkit, serta industri pendukung distribusi listrik.

“Prospek bisnis sektor energi sangat besar dan pemerintah sedang serius mengimplementasikan kebijakan TKDN,” kata Sutrisno, Direktur Rekayasa Umum, Pemeliharaan & Perbaikan PT PAL Indonesia, kepada Dunia Energi, Kamis (7/11)

Sutrisno mengatakan, sejalan dengan kebijakan TKDN maka PT PAL telah melakukan diversifikasi bisnis. Sejumlah capaian bisnis PT PAL di sektor energi meliputi penyelesaian beberapa proyek reverse engineering penggantian komponen inti pembangkit listrik eks FTP-1 milik PT Indonesia Power, seperti HPH (High Pressure Heater), Condenser, HEC3W (Heat Exchanger Close Circulating Cooling Water), OC3W (Open Cyvle Cooling Close Water). Nilai kontrak agregate sekitar Rp300 miliar.

Saat ini PT PAL juga tengah mengikuti tender manufacturing BOP (Balance of Plant) Power Plant yang diadakan oleh IPP (Independent Power Producer).

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor industri galangan kapal ini juga telah menandatangani kontrak senilai Rp2,61 triliun untuk pembangunan tiga unit BMPP (Barge Mounted Power Plant) 2×60MW dan 1x30MW. Direncanakan delivery secara bertahap mulai 2020.

“Existing expertise PT PAL dibidang EPCI Offshore Platform, pembangunan Wellhead Platform dan Jacket, juga sedang mengikuti beberapa tender yang diadakan oleh K3S (Kontraktor Kontrak Kerjasama),” ungkap Sutrisno.

Dia menambahkan, pihaknya juga sedang proses kontrak pembuatan Thorcon Thorium Molten Salt Reactor (TMSR) dan Test Bed Platform untuk Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) yang dikembangkan oleh Thorcon International Pte.Ltd. nilai sekitar Rp1 triliun.

Selain itu, PT PAL saat ini sedang menyiapkan partisipasi dalam mega proyek Blok Masela milik Inpex Corporation.

“Kami juga sedang proses tender untuk partisipasi dalam proyek RDMP Tuban, milik PT Pertamina (Persero). Di samping itu, adapula pengembangan desain Small Size LNG Carrier ukuran 10.000-20.000m3 dan FSRU (Floating Storage Regasification Unit),” tandas Sutrisno.(RA)