JAKARTA – PT PLN (Persero) melalui anak usahanya, PT PLN Gas & Geothermal (PLN GG) menggandeng PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dalam joint study untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) untuk mensinergikan potensi masing-masing dalam pengembangan PLTP. Lokasi yang akan dilakukan kajian untuk pengembangan di wilayah kerja PGE, khususnya di Area Ulubelu, Lampung dan Lahendong, Sulawesi Utara.

“Pengembangan energi panas bumi bagi kelistrikan akan meningkatkan perekonomian karena dapat menurunkan pemakaian impor energi migas sehingga dapat menyeimbangkan neraca energi indonesia,” kata Ikhsan Asaad, Direktur Mega Proyek PLN, Senin (4/1).

Menurut Ikhsan, penggunaan energi panas bumi juga dapat mengurangi dampak lingkungan akibat penggunaan energi fosil.

“Kami melihat pengembangan energi panas bumi secara signifikan harus diwujudkan di Indonesia, sehingga kita mampu menciptakan ketahanan energi melalui renewable energy secara mapan dan berkelanjutan,” ungkap Ikhsan.

Ikhsan juga berharap sinergitas PLN dan Pertamina juga dapat memberikan dampak yang positif untuk perkembangan panas bumi di Indonesia.

Sejalan dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan peran EBT pada bauran energi nasional yang ditargetkan mencapai 23% pada 2025, PLN GG siap untuk menjalankan peran dalam mewujudkan target EBT tersebut dengan berperan aktif dalam pengembangan Pembangkit Panas Bumi. Hingga 2020, PLN GG telah berkontribusi dalam counterpart bersama PLN holding, melakukan percepatan pengembangan 11 wilayah kerja panas bumi (WKP) di Ungaran, Wilis, Cisolok Sukarame, Kapahiang, Danau Ranau, Gn Geurodong, Atadei, Songa Wayaua, Oka Ile Ange, Gn Sirung, dan Talaga Ranu. Termasuk WKP Eksisting, Tangkuban Perahu, Ulumbu dan Mataloko dengan total potensi mencapai 305 MW.(RI)